Pangkalpinang (Antara Babel) - Pemerintah Provinsi Bangka Belitung (Babel), melakukan penelitian penyebab anak putus sekolah yang cukup tinggi di daerah itu.


"Hasil penelitian ini akan menjadi dasar bagi pemerintah daerah untuk mengambil kebijakan dalam menekan angka putus sekolah di daerah itu," kata Kabid Sosial dan Budaya Bappeda Babel, Asyraf Suryadin di Pangkalpinang, Jumat.


Ia menjelaskan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Perguruan Tinggi, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dan lembaga lainnya melakukan penelitian yang difokuskan di Kabupaten Belitung Timur.


"Selama ini, berdasarkan hipotesis yang berkembang di masyarakat, angka putus sekolah ini tinggi sebagai dampak aktivitas penambangan bijih timah yang marak di daerah itu," ujarnya.


Menurut dia, penilaian masyarakat penyebab tingginya angka putus sekolah ini belum final dan perlu kajian dan penelitian, benar atau tidak tambang ini berdampak kepada pendidikan.


"Mudah-mudahan tahun ini, hasil penelitian sudah bisa dipublikasikan ke masyarakat dan hasil ini bisa menjadi dasar pemerintah daerah untuk mengambil kebijakan untuk menekan angka putus sekolah dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah penghasil timah tersebut," ujarnya.


Ia menjelaskan, berdasarkan survei nasional yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2009, angka putus sekolah di Babel cukup tinggi. Angka tertinggi terjadi pada jenjang pendidikan SMA sederajat.


Dinas Pendidikan Provinsi Babel mencatat, dari 413 siswa semua jenjang pendidikan sekolah di Babel yang putus sekolah, angka tertinggi terjadi pada tingkat SMA sederajat sebanyak 207 orang atau 0,41 persen, tingkat SD 81 orang, SMP 125 orang siswa.


"Jika tidak diatasi anak-anak putus sekolah ini tentu akan semakin meningkatnya jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan, pengangguran, yang selanjutnya akan menimbulkan permasalahan sosial, kesehatan dan meningkatnya tingkat kriminalitas," ujarnya.

Pewarta: pewarta: aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013