Jakarta (ANTARA) -
Pemberian vaksin HPV gratis akan diperluas, dari awalnya program hanya menargetkan anak-anak perempuan kelas 5 dan 6 SD. Kini, sasarannya menjadi lebih tinggi, yakni hingga anak-anak kelas 3 SMP, atau anak usia 15 tahun.
Imunisasi massal itu disebut bakal digelar pada Agustus 2024, bertepatan dengan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN).
Penambahan usia penerima program tersebut bukanlah tanpa alasan. Adapun, setiap tahunnya sebanyak 15.000 kasus kanker serviks terjadi di Indonesia.
Kanker serviks juga disebut sebagai penyakit pembunuh wanita nomor 1 di Indonesia.
Namun, saat ini beredar narasi yang menyebutkan bahwa vaksinasi HPV memiliki sejumlah risiko pada anak perempuan, di antaranya kemandulan, berpeluang terkena kanker, hingga potensi mengalami menopause dini.
Berikut potongan narasi yang ada di "X":
"Vaksin HPV menyebabkan kanker, kemandulan, kegagalan ovarium pada wanita muda, menyebabkan anak perempuan berusia 9 dan 10 tahun mengalami menopause dini,".
Benarkah vaksin HPV picu menopause dini pada anak perempuan?
Penjelasan:
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) mendefinisikan menopause dini sebagai kondisi tubuh wanita saat tidak haid selama 12 bulan berturut-turut sebelum menginjak usia 40 tahun. Atau berhenti menstruasi lebih cepat daripada usia rata-rata.
Kemenkes RI telah menepis isu soal vaksin HPV dapat menyebabkan menopause dini. Narasi itu tidak terbukti secara data dan penelitian ilmiah.
Tidak hanya soal menopause dini, efek samping vaksin HPV sebagai penyebab kanker juga tak terbukti, menurut
Imunisasi HPV merupakan pencegahan primer kanker serviks dimana tingkat keberhasilannya dapat mencapai 100 persen jika diberikan sebanyak dua kali pada populasi anak perempuan umur 9-13 tahun yang merupakan usia sekolah dasar.
ANTARA juga sudah pernah membantah narasi soal potensi kemandulan akibat vaksinasi HPV. Artikelnya berjudul "Hoaks! Vaksin HPV dapat membuat perempuan mandul."
Dengan demikian vaksinasi HPV dinyatakan aman digunakan.
Klaim: Vaksin HPV picu menopause dini pada anak perempuan
Rating: Hoaks