Jakarta (Antara Babel) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Yohanna Yembise menuturkan saat ini Indonesia adalah salah satu
negara yang menjunjung tinggi kesetaraan gender.
Dalam siaran pers yang diterima Antara, Senin, Menteri Yohanna menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam Networking Function bersama organisasi para Indonesianis Australia di Konsulat Jenderal Republik Indonesia Perth, Australia, Jumat (17/2) malam.
Menurutnya perempuan di Indonesia memegang peranan penting dalam berbagai bidang salah satu contoh kecil adalah adanya sembilan Menteri perempuan di kabinet saat ini dan banyaknya perempuan yang menjadi anggota DPR.
Dia juga menyampaikan berbagai prioritas Indonesia dalam penguatan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Menurut dia, pihaknya sudah melakukan pelatihan kerja bagi perempuan, menciptakan kota ramah anak, pengaduan terintegrasi dan berbagai peraturan perundang-undangan.
"Tantangan utama adalah geografi Indonesia yang terdiri dari beribu pulau. Kita harus bisa menjangkau sampai ke desa-desa", katanya.
Selain itu mengenai peluang kerja sama dengan berbagai instansi di Australia, Yohanna menilai akan intensif melalui lembaga pendidikan.
"Kerja sama pendidikan yang baik sejak dini serta pelatihan keterampilan sangat diperlukan," ucapnya.
Disampaikannya bahwa kerja sama seperti pengiriman tenaga kerja di bidang jasa keperawatan dari Indonesia ke Australia juga dapat menjadi peluang yang baik bagi kedua negara.
Hal ini disambut baik oleh Indonesianis yang hadir salah satunya Ketua Konsorsium ACICIS, David Hills, yang bertindak sebagai pembawa acara.
"Diskusi seperti ini sangat penting dan perlu dimanfaatkan untuk mensinergikan program dan inisiatif yang dilakukan dalam upaya mendekatkan hubungan masyarakat kedua negara," ucap David.
Sementara itu, Konsul Jenderal RI Perth, Ade Padmo Sarwono, menyampaikan apresiasinya atas dukungan berbagai organisasi tersebut dalam mendekatkan hubungan Indonesia dengan Australia.
Ke depan, diperlukan inovasi agar berbagai kerja sama yang ada menghasilkan dampak yang lebih luas.
Ada dua hal yang perlu mendapat perhatian yaitu peningkatan pembelajaran Bahasa Indonesia di Australia dan peningkatan jumlah siswa Australia yang belajar di Indonesia.
"Kesemuanya ini memerlukan dukungan dari para organisasi Indonesianis" ujar Ade Padmo.
Kesempatan tersebut juga dimanfaatkan para organisasi Indonesianis untuk menyampaikan programnya untuk Tahun 2017.
Seperti BBIP yang berniat untuk menyelenggarakan Festival Film Indonesia, WILTA akan menyelenggarakan kompetisi Bahasa Indonesia dan ACICIS Akan meningkatkan jumlah mahasiswa Australia yang belajar di Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
Dalam siaran pers yang diterima Antara, Senin, Menteri Yohanna menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam Networking Function bersama organisasi para Indonesianis Australia di Konsulat Jenderal Republik Indonesia Perth, Australia, Jumat (17/2) malam.
Menurutnya perempuan di Indonesia memegang peranan penting dalam berbagai bidang salah satu contoh kecil adalah adanya sembilan Menteri perempuan di kabinet saat ini dan banyaknya perempuan yang menjadi anggota DPR.
Dia juga menyampaikan berbagai prioritas Indonesia dalam penguatan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Menurut dia, pihaknya sudah melakukan pelatihan kerja bagi perempuan, menciptakan kota ramah anak, pengaduan terintegrasi dan berbagai peraturan perundang-undangan.
"Tantangan utama adalah geografi Indonesia yang terdiri dari beribu pulau. Kita harus bisa menjangkau sampai ke desa-desa", katanya.
Selain itu mengenai peluang kerja sama dengan berbagai instansi di Australia, Yohanna menilai akan intensif melalui lembaga pendidikan.
"Kerja sama pendidikan yang baik sejak dini serta pelatihan keterampilan sangat diperlukan," ucapnya.
Disampaikannya bahwa kerja sama seperti pengiriman tenaga kerja di bidang jasa keperawatan dari Indonesia ke Australia juga dapat menjadi peluang yang baik bagi kedua negara.
Hal ini disambut baik oleh Indonesianis yang hadir salah satunya Ketua Konsorsium ACICIS, David Hills, yang bertindak sebagai pembawa acara.
"Diskusi seperti ini sangat penting dan perlu dimanfaatkan untuk mensinergikan program dan inisiatif yang dilakukan dalam upaya mendekatkan hubungan masyarakat kedua negara," ucap David.
Sementara itu, Konsul Jenderal RI Perth, Ade Padmo Sarwono, menyampaikan apresiasinya atas dukungan berbagai organisasi tersebut dalam mendekatkan hubungan Indonesia dengan Australia.
Ke depan, diperlukan inovasi agar berbagai kerja sama yang ada menghasilkan dampak yang lebih luas.
Ada dua hal yang perlu mendapat perhatian yaitu peningkatan pembelajaran Bahasa Indonesia di Australia dan peningkatan jumlah siswa Australia yang belajar di Indonesia.
"Kesemuanya ini memerlukan dukungan dari para organisasi Indonesianis" ujar Ade Padmo.
Kesempatan tersebut juga dimanfaatkan para organisasi Indonesianis untuk menyampaikan programnya untuk Tahun 2017.
Seperti BBIP yang berniat untuk menyelenggarakan Festival Film Indonesia, WILTA akan menyelenggarakan kompetisi Bahasa Indonesia dan ACICIS Akan meningkatkan jumlah mahasiswa Australia yang belajar di Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017