Jakarta (Antara Babel) - Petugas pengatur lalu lintas udara (ATC) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indoneaia (LPPNPI/Airnav Indonesia) dibebastugaskan sementara terkait insiden tubrukan pesawat Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air pada Rabu (11/4).

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso dalam keterangannya di Jakarta Rabu mengatakan hal itu merupakan aksi perbaikan yang dilakukan Airnav guna kelancaran proses investigasi lebih lanjut.

Petugas yang dibebastugaskan sementara yaitu pengatur (controller) dan pengawas (supervisor) lalu lintas penerbangan di Menara ATC Bandara Soekarno-Hatta.

Sementara itu, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sudah menugaskan personel navigasi penerbangan untuk melakukan investigasi GIA981 terhadap personel ATC Bandara Soetta yang saat itu bertugas.

Untuk itu, Agus memerintahkan seluruh operator penerbangan harus meningkatkan kewaspadaan dan selalu menaati prosedur operasi standar untuk menghindari insiden di landasan pacu.

Dia mengatakan perintah tersebut diberikan khususnya pada personel penerbangan yang berada di sisi udara bandara seperti personel pemandu lalu lintas (navigasi) penerbangan dan pilot.

"Petugas navigasi dan pilot harus selalu waspada dan menaati SOP pendaratan (landing) dan penerbangan (take off). Keduanya harus selalu bekerjasama dengan baik untuk keselamatan penerbangan," ujarnya.

Menurut Agus petugas navigasi penerbangan dan pilot jangan hanya mengandalkan teknologi, namun harus digabung dengan pengamatan dan pandangan mata (visual) untuk mendapatkan kondisi yang sebenarnya.

Pernyataan tersebut terkait dengan terjadinya tubrukan di landasan pacu (runway incursion) di Bandara Soekarno Hatta pada Selasa (11/4) sekitar pukul 09.57 WIB (02.57 UTC).

Insiden itu terjadi antara pesawat Boeing B777 dengan nomor registrasi PK-GIK nomor penerbangan GIA981 Garuda Indonesia dengan pesawat Boeing B737-800 NG dengan nomor registrasi PK-CMR nomor penerbangan SJY072 Sriwijaya Air.

"Saya harap peristiwa ini menjadi peristiwa yang terakhir dan jangan sampai terjadi lagi di seluruh bandara di Indonesia. Keselamatan dan keamanan penerbangan adalah hal yang utama. Dan saya memohon maaf pada penumpang atas ketidaknyamanan yang dialami," ujarnya.

Adapun kronologi awal kejadian tersebut adalah sebagai berikut pesawat Garuda GIA981 melakukan kontak awal (initial contact) dengan Bandara Soekarno Hatta Tower dan melaporkan posisi pesawat titik lepas landas (leaving point) PAKAR.

GIA 981 diberikan info tentang "altimeter setting dan sequence" untuk mendarat oleh menara ATC  Bandara Soekarno Hatta dan direspon dengan baik dan benar oleh pilot.

Menara ATC Bandara Soekarno Hatta memberikan izin lepas landas (take off clearance) untuk pesawat Garuda GIA234.

Menara ATC Bandara Soekarno Hatta memberikan izin "clearance line up" kepada SJY072 di belakang departing traffic (GIA234) dan direspon dengan baik dan benar oleh pilot.

GIA981 diberikan informasi lalu lintas dan kondisi angin.

GIA981 diperbolehkan mendarat (landing clearance) dan direspon dengan baik dan benar oleh pilot.

Pesawat Sriwijaya SJY072 menginformasikan pesawat proses mengantri di jalur 25R, GIA981 diinstruksikan oleh ATC untuk menuju 25R.

GIA981 mendarat dengan selamat menggunakan landasan pacu 25R.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017