Pangkalpinang (Antara Babel) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengakui belum berhasil menjaga stabilisasi pangan karena harga kebutuhan pokok masih berfluktuasi dengan angka inflasi yang masih relatif tinggi di daerah itu.

"Hingga kini stabilisasi pangan di Indonesia belum berhasil, terutama di Kepulauan Bangka Belitung," kata Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Kepulauan Babel, Budiman Ginting saat menghadiri kegiatan FGD Stabilisasi Pangan yang digelar Kementerian Koordinator Perekonomian di Pangkalpinang, Kamis.

Menurut dia, belum berhasilnya stabilisasi pangan karena sistem perdagangan dunia yang semakin terbuka (pasar bebas) yang menyebabkan harga produk pangan di dalam negeri ikut terpengaruh oleh kondisi pasar global itu.

"Saat ini harga kebutuhan pokok naik dan sumbangan komoditas pangan yang strategis terhadap inflasi masih relatif tinggi sebagai dampak diberlakukannya pasar bebas," ujarnya.

Tidak hanya itu, kata dia, masalah ketersediaan dan distribusi juga menyebabkan harga komoditas pangan, terutama pangan seperti beras, kedelai, daging sapi cabai dan bawang merah menjadi fluktuasi tinggi yang memberatkan ekonomi masyarakat kurang mampu.

"Peningkatan harga pangan strategis juga menjadi polemik rutin tahunan yang menyebabkan stabilisasi pangan belum berhasil," ujarnya.

Untuk itu, kata dia pemerintah harus berupaya melindungi masyarakat dan petani agar produksi pangan berkelanjutan dan kebutuhan pangan masyarakat dapat terpenuhi.

"Pemerintah harus melindungi masyarakat dan petani dari gejolak harga seperti harga jatuh saat panen raya dan melambung pada saat di luar panen," ujarnya.

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017