Sabang, Aceh (Antara Babel) - Sabuk juara dunia dan replika sarung tinju
dari Asosiasi Tinju Dunia (WBA) milik Chris John yang sekarang jadi
koleksi Museum Olahraga Nasional menjadi pusat perhatian pengunjung pada
acara pembukaan Program Gowes Pesona Nusantara di Sabang, Aceh, Sabtu.
Meski hanya menempati ruang berukuran 4x4 meter, stand yang juga memamerkan raket mantan petenis Yayuk Basuki, raket maestro bulu tangkis Rudi Hartono, serta medali dan sepatu mantan sprinter Mardi Lestari itu dipenuhi oleh pengunjung yang umumnya pelajar.
Akbar Maulana, pelajar kelas 6 SD yang berkunjung bersama rekannya Taufik, tampak mengagumi replika sarung tinju emas yang dipersembahkan oleh asosiasi tinju dunia kepada Chris John sebagai petinju paling lama mempertahankan gelar juara.
Disamping replika, juga dipamerkan sabuk juara dunia kelas bulu.
Beberapa pemuda kemudian meminta izin kepada Lilik Rusli, petugas stand untuk berfoto meniru aksi Chris John di atas ring.
Seorang ibu juga tampak mengajak putrinya berusia pelajar kelas 3 SD untuk melihat sepasang sepatu dan raket yang pernah digunakan Rudi Hartono.
"Mama dulu tidak pernah lupa menyaksikan pertandingan Piala Thomas dan Uber di televisi dan Rudi Hartono adalah salah satu idola mama," kata ibu bernama Khairani itu kepada anaknya.
Namun sang anak hanya menggeleng ketika ditanya apakah pernah mendengar atau mengetahui nama - nama pahlawan olahraga Indonesia.
"Anak anak sekarang lebih akrab dengan gadget dan film Korea, makanya anak-anak sengaja saya ajak melihat stand museum ini," kata Khairani yang sehari - hari adalah ibu rumah tangga.
Sementara itu Kepala Museum Olahraga Nasional Herman Chaniago yang datang ke Sabang untuk mendukung Program Gowes Pesona Nusantara itu mengatakan bahwa pihaknya bertekad untuk selalu hadir di setiap event olahraga agar keberadaan museum semakin dikenal masyarakat.
"Saya yakin, secara bertahap masyarakat akan semakin mengenal keberadaan museum olahraga dan menyadari jasa dan perjuangan atlet dalam membela negara melalui prestasi olahraga," kata Herman.
Keberadaan museum olahraga, menurut Herman, akan semakin mendapat tempat dengan disediakaannya ruang seluas 5.000 meter persegi di salah satu bagian Stasiun Gelora Bung Karno di Senayan Jakarta.
"Diharapkan museum tersebut selesai menjelang Asian Games 2018 mendatang dan menjadi daya tarik baru bagi wisatawan," kata Herman menambahkan.
(T.a032/I007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
Meski hanya menempati ruang berukuran 4x4 meter, stand yang juga memamerkan raket mantan petenis Yayuk Basuki, raket maestro bulu tangkis Rudi Hartono, serta medali dan sepatu mantan sprinter Mardi Lestari itu dipenuhi oleh pengunjung yang umumnya pelajar.
Akbar Maulana, pelajar kelas 6 SD yang berkunjung bersama rekannya Taufik, tampak mengagumi replika sarung tinju emas yang dipersembahkan oleh asosiasi tinju dunia kepada Chris John sebagai petinju paling lama mempertahankan gelar juara.
Disamping replika, juga dipamerkan sabuk juara dunia kelas bulu.
Beberapa pemuda kemudian meminta izin kepada Lilik Rusli, petugas stand untuk berfoto meniru aksi Chris John di atas ring.
Seorang ibu juga tampak mengajak putrinya berusia pelajar kelas 3 SD untuk melihat sepasang sepatu dan raket yang pernah digunakan Rudi Hartono.
"Mama dulu tidak pernah lupa menyaksikan pertandingan Piala Thomas dan Uber di televisi dan Rudi Hartono adalah salah satu idola mama," kata ibu bernama Khairani itu kepada anaknya.
Namun sang anak hanya menggeleng ketika ditanya apakah pernah mendengar atau mengetahui nama - nama pahlawan olahraga Indonesia.
"Anak anak sekarang lebih akrab dengan gadget dan film Korea, makanya anak-anak sengaja saya ajak melihat stand museum ini," kata Khairani yang sehari - hari adalah ibu rumah tangga.
Sementara itu Kepala Museum Olahraga Nasional Herman Chaniago yang datang ke Sabang untuk mendukung Program Gowes Pesona Nusantara itu mengatakan bahwa pihaknya bertekad untuk selalu hadir di setiap event olahraga agar keberadaan museum semakin dikenal masyarakat.
"Saya yakin, secara bertahap masyarakat akan semakin mengenal keberadaan museum olahraga dan menyadari jasa dan perjuangan atlet dalam membela negara melalui prestasi olahraga," kata Herman.
Keberadaan museum olahraga, menurut Herman, akan semakin mendapat tempat dengan disediakaannya ruang seluas 5.000 meter persegi di salah satu bagian Stasiun Gelora Bung Karno di Senayan Jakarta.
"Diharapkan museum tersebut selesai menjelang Asian Games 2018 mendatang dan menjadi daya tarik baru bagi wisatawan," kata Herman menambahkan.
(T.a032/I007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017