Jakarta (Antara Babel) - Sebanyak 167.147 personel gabungan dikerahkan untuk mengamankan arus mudik dan arus balik dalam Operasi Ramadniya 2017.
"Jumlah tersebut terdiri atas personel Mabes Polri sebanyak 2.956 orang, 97.444 anggota sejumlah polda, TNI sebanyak 13.131 orang, Dinas Perhubungan sebanyak 9.778 orang, 11.720 anggota Satpol PP, 9.128 anggota Dinas Kesehatan, 22.990 orang anggota Pramuka," kata Kadivhumas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta, Rabu.
Menurut dia, dalam pengamanan arus mudik dan arus balik akan disiagakan 3.097 pos pengamanan, 1.112 pos pelayanan dan tujuh pos terpadu di seluruh Indonesia.
"Akan dibuatkan tujuh pos cek poin sepeda motor yang bertugas menyaring pengendara motor yang melanggar aturan," katanya.
Sejumlah ancaman yang diantisipasi Polri dalam Operasi Ramadniya 2017, yakni terorisme, pencurian dengan kekerasan dan sweeping ormas.
"Ormas tidak memiliki kewenangan untuk sweeping. Kalau ada hal yang tidak sesuai aturan, sampaikan ke Polri, nanti Polri yang akan sweeping," katanya.
Sementara beberapa peristiwa lainnya yang juga menjadi perhatian Polri dalam pengamanan Lebaran, yakni kecelakaan karena petasan, kecelakaan lalu lintas, kemacetan arus mudik dan arus balik.
"Situasi penyeberangan khususnya di Ketapang-Gilimanuk dan Merak-Bakauheni menjadi konsen operasi Ramadniya," katanya.
Selanjutnya pengamanan dalam pembagian zakat dan sedekah, pengamanan malam takbiran, intoleransi beragama, pencurian rumah kosong dan kecelakaan laut.
"Pembagian zakat juga jadi atensi karena bila orang berduyun-duyun datang mengantre pembagian zakat, kalau tidak diatur, bisa menimbulkan korban karena berdesakan," katanya.
Menurut Setyo, sebanyak 33 polda melaksanakan tugas pengamanan Operasi Ramadniya di seluruh Indonesia.
Namun beberapa polda yang menjadi prioritas di antaranya Polda Metro Jaya, Polda Lampung, Polda Banten, Polda Jabar, Polda Jateng, Polda DIY, Polda Jatim, Polda Bali, Polda Sulsel dan Polda Sumsel.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
"Jumlah tersebut terdiri atas personel Mabes Polri sebanyak 2.956 orang, 97.444 anggota sejumlah polda, TNI sebanyak 13.131 orang, Dinas Perhubungan sebanyak 9.778 orang, 11.720 anggota Satpol PP, 9.128 anggota Dinas Kesehatan, 22.990 orang anggota Pramuka," kata Kadivhumas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta, Rabu.
Menurut dia, dalam pengamanan arus mudik dan arus balik akan disiagakan 3.097 pos pengamanan, 1.112 pos pelayanan dan tujuh pos terpadu di seluruh Indonesia.
"Akan dibuatkan tujuh pos cek poin sepeda motor yang bertugas menyaring pengendara motor yang melanggar aturan," katanya.
Sejumlah ancaman yang diantisipasi Polri dalam Operasi Ramadniya 2017, yakni terorisme, pencurian dengan kekerasan dan sweeping ormas.
"Ormas tidak memiliki kewenangan untuk sweeping. Kalau ada hal yang tidak sesuai aturan, sampaikan ke Polri, nanti Polri yang akan sweeping," katanya.
Sementara beberapa peristiwa lainnya yang juga menjadi perhatian Polri dalam pengamanan Lebaran, yakni kecelakaan karena petasan, kecelakaan lalu lintas, kemacetan arus mudik dan arus balik.
"Situasi penyeberangan khususnya di Ketapang-Gilimanuk dan Merak-Bakauheni menjadi konsen operasi Ramadniya," katanya.
Selanjutnya pengamanan dalam pembagian zakat dan sedekah, pengamanan malam takbiran, intoleransi beragama, pencurian rumah kosong dan kecelakaan laut.
"Pembagian zakat juga jadi atensi karena bila orang berduyun-duyun datang mengantre pembagian zakat, kalau tidak diatur, bisa menimbulkan korban karena berdesakan," katanya.
Menurut Setyo, sebanyak 33 polda melaksanakan tugas pengamanan Operasi Ramadniya di seluruh Indonesia.
Namun beberapa polda yang menjadi prioritas di antaranya Polda Metro Jaya, Polda Lampung, Polda Banten, Polda Jabar, Polda Jateng, Polda DIY, Polda Jatim, Polda Bali, Polda Sulsel dan Polda Sumsel.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017