Jakarta (Antara Babel) - Operasi Ramadniya 2017 resmi dimulai pada Senin hingga 4 Juli di seluruh Indonesia.
"Apel ini secara formal untuk mengumumkan bahwa Operasi Ramadniya sudah dimulai secara resmi pada tanggal 19 Juni hingga 4 Juli," kata Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dalam Apel Gelar Pasukan Operasi Ramadniya 2017, di lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Senin.
Dalam kesempatan itu, Tito mengimbau masyarakat agar tidak mudik secara berbondong-bondong pada H-1/H-2 Lebaran atau 23-24 Juni 2017 untuk mengurai arus kendaraan.
"Jangan mudik bareng-bareng tanggal 23-24 Juni, karena kalau semua mudiknya tanggal segitu, meski sudah ada jalur fungsional tol Pejagan-Pemalang, sudah ada perbaikan flyover, maka pasti akan ada kemacetan. Kalau bisa mudik sudah mulai dari sekarang. Tanggal 19 Juni anak sekolah libur, bapak ibunya kalau bisa ambil cuti. Ini bisa mengurangi kemacetan," katanya.
Begitupun dalam arus balik, pihaknya meminta masyarakat tidak balik ke kota secara bersamaan dalam satu waktu.
"Untuk arus balik, jangan berbondong-bondong di hari Sabtu dan Minggu. Mungkin sudah dimulai Kamis, Jumat bertahap pulang. Kalau ada yang memperpanjang cuti mungkin setelah seminggu ya silakan supaya tidak meledak di Sabtu dan Minggu," katanya.
Ia berujar, kepadatan arus kendaraan di Brebes Timur dalam arus mudik 2017 diperkirakan akan berkurang. Hal ini karena tol Pejagan Pemalang hingga Gringsing sudah bisa dilalui pemudik berkendaraan kecil.
"Dibangunnya 110 kilometer jalur tol dari Brebes Timur sampai Gringsing, akan mengurangi kepadatan jumlah kendaraan, sehingga tidak akan terjadi lagi peristiwa di Brebes Timur seperti tahun lalu," katanya.
Sedangkan kendaraan besar akan diarahkan untuk keluar di Brebes Barat Dan Palimanan.
Sementara kendaraan yang keluar dari pintu tol Brebes Timur dan menuju Jalur Selatan yang pada Lebaran 2016 terhambat lima perlintasan kereta api dan sejumlah pasar tumpah, kini diperkirakan akan lebih baik karena empat flyover sudah dibangun.
"Brebes Timur itu masalahnya jadi titik keluar arus ke selatan, yakni Cilacap, Purwokerto, Banyumas. Ini terhambat adanya lima lintasan kereta yang tiap delapan menit ditutup sehingga menimbulkan kemacetan luar biasa. Kementerian PU Pera sudah bangun empat flyover kereta. Hanya satu yang belum dibangun. Jadi hambatan satu lintasan kereta masih jauh lebih baik dari pada lima lintasan kereta," katanya.
Ia menambahkan, penumpukan jumlah kendaraan di Brebes Timur diprediksi akan terjadi karena antrean kendaraan menuju Tol Pejagan-Pemalang. "Penumpukan volume kendaraan pada mudik tahun ini di Brebes Timur karena ada kemacetan menuju tol baru," katanya.
Untuk mengantisipasi hal ini, akan ada beberapa posko-posko terpadu.
"Di posko ini, semua yang dibutuhkan pemudik ada. Pertamina menyiapkan tangki minyak eceran, ada montir, petugas kesehatan sehingga diharapkan pemudik bisa nyaman selama di jalan," kata Tito.
Dalam Operasi Ramadniya 2017 yang berlangsung selama 16 hari sejak 19 Juni-4 Juli 2017, Polri akan menggelar 4.209 pos pelayanan dan pos pelayanan se-Indonesia.
Pelibatan kekuatan dalam Ops Ramadniya 2017 yakni sebanyak 167.146 personel yang terdiri dari anggota Mabes Polri 2.956 personel, Polda 97.444 personel, TNI 13.131 personel, Dinas Perhubungan 9.765 personel, Pol PP 11.720 personel, Dinas Kesehatan 9.128 personel, Pramuka 6.913 personel dan lain-lain sejumlah 16.076 personel.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
"Apel ini secara formal untuk mengumumkan bahwa Operasi Ramadniya sudah dimulai secara resmi pada tanggal 19 Juni hingga 4 Juli," kata Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dalam Apel Gelar Pasukan Operasi Ramadniya 2017, di lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Senin.
Dalam kesempatan itu, Tito mengimbau masyarakat agar tidak mudik secara berbondong-bondong pada H-1/H-2 Lebaran atau 23-24 Juni 2017 untuk mengurai arus kendaraan.
"Jangan mudik bareng-bareng tanggal 23-24 Juni, karena kalau semua mudiknya tanggal segitu, meski sudah ada jalur fungsional tol Pejagan-Pemalang, sudah ada perbaikan flyover, maka pasti akan ada kemacetan. Kalau bisa mudik sudah mulai dari sekarang. Tanggal 19 Juni anak sekolah libur, bapak ibunya kalau bisa ambil cuti. Ini bisa mengurangi kemacetan," katanya.
Begitupun dalam arus balik, pihaknya meminta masyarakat tidak balik ke kota secara bersamaan dalam satu waktu.
"Untuk arus balik, jangan berbondong-bondong di hari Sabtu dan Minggu. Mungkin sudah dimulai Kamis, Jumat bertahap pulang. Kalau ada yang memperpanjang cuti mungkin setelah seminggu ya silakan supaya tidak meledak di Sabtu dan Minggu," katanya.
Ia berujar, kepadatan arus kendaraan di Brebes Timur dalam arus mudik 2017 diperkirakan akan berkurang. Hal ini karena tol Pejagan Pemalang hingga Gringsing sudah bisa dilalui pemudik berkendaraan kecil.
"Dibangunnya 110 kilometer jalur tol dari Brebes Timur sampai Gringsing, akan mengurangi kepadatan jumlah kendaraan, sehingga tidak akan terjadi lagi peristiwa di Brebes Timur seperti tahun lalu," katanya.
Sedangkan kendaraan besar akan diarahkan untuk keluar di Brebes Barat Dan Palimanan.
Sementara kendaraan yang keluar dari pintu tol Brebes Timur dan menuju Jalur Selatan yang pada Lebaran 2016 terhambat lima perlintasan kereta api dan sejumlah pasar tumpah, kini diperkirakan akan lebih baik karena empat flyover sudah dibangun.
"Brebes Timur itu masalahnya jadi titik keluar arus ke selatan, yakni Cilacap, Purwokerto, Banyumas. Ini terhambat adanya lima lintasan kereta yang tiap delapan menit ditutup sehingga menimbulkan kemacetan luar biasa. Kementerian PU Pera sudah bangun empat flyover kereta. Hanya satu yang belum dibangun. Jadi hambatan satu lintasan kereta masih jauh lebih baik dari pada lima lintasan kereta," katanya.
Ia menambahkan, penumpukan jumlah kendaraan di Brebes Timur diprediksi akan terjadi karena antrean kendaraan menuju Tol Pejagan-Pemalang. "Penumpukan volume kendaraan pada mudik tahun ini di Brebes Timur karena ada kemacetan menuju tol baru," katanya.
Untuk mengantisipasi hal ini, akan ada beberapa posko-posko terpadu.
"Di posko ini, semua yang dibutuhkan pemudik ada. Pertamina menyiapkan tangki minyak eceran, ada montir, petugas kesehatan sehingga diharapkan pemudik bisa nyaman selama di jalan," kata Tito.
Dalam Operasi Ramadniya 2017 yang berlangsung selama 16 hari sejak 19 Juni-4 Juli 2017, Polri akan menggelar 4.209 pos pelayanan dan pos pelayanan se-Indonesia.
Pelibatan kekuatan dalam Ops Ramadniya 2017 yakni sebanyak 167.146 personel yang terdiri dari anggota Mabes Polri 2.956 personel, Polda 97.444 personel, TNI 13.131 personel, Dinas Perhubungan 9.765 personel, Pol PP 11.720 personel, Dinas Kesehatan 9.128 personel, Pramuka 6.913 personel dan lain-lain sejumlah 16.076 personel.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017