Pangkalpinang (Antara Babel) - Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mewaspadai peredaran ikan berfomalin di sejumlah pasar tradisional, karena ketersediaan ikan segar yang masih kurang setelah Lebaran Idul Fitri 1438 Hijriyah.

"Ketersediaan ikan yang kurang ini dapat memicu peredaraan ikan berformalin dan pengawet kimia lainnya," kata Kepala DKP Kepulauan Babel Hardi di Pangkalpinang, Selasa.

Ia mengatakan rendahnya persediaan ikan segar pascalebaran ini karena hasil tangkapan ikan nelayan kurang selama Idul Fitri. Sebagian besar nelayan tradisional masih istirahat melaut dan berlebaran dengan anggota keluarganya.

"Kami telah membentuk tim gabungan untuk mengawasi dan menindak pedagang yang menjual ikan berfomalin ini," ujarnya.

Hardi mengatakan tim gabungan dari berbagai instansi seperti Polri, Satpol PP, Disperindag, Dinas Pangan dan instansi terkait lainnya memantau sejumlah pasar tradisional, moderen, tempat pelelangan ikan dan tauke penyalur ikan ke masyarakat.

"Hingga saat ini kami belum ditemukan dan menerima laporan dari masyarakat terkait ikan berfomalin ini, namun demikan pihaknya terus berupaya mencegah peredaran ikan berformalin ini," ujarnya.

Ia mengimbau masyarakat untuk waspada dan teliti sebelum berbelanja ikan. Jangan sampai membeli dan mengkonsumsi ikan mengandung zat kimia yang akan merugikan kesehatan.

"Kami berharap masyarakat untuk lebih cerdas dan dapat membedakan ikan yang mengandung formalin dengan ikan tidak berfomalin, agar terhindar dari berbagai penyakit berbahaya," ujarnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017