Jakarta (Antara Babel) - Anggota Komisi IV DPR RI Hamdani menyoroti ancaman plastik yang termasuk salah satu serpihan sampah yang sangat mengancam kondisi kelautan tidak hanya di Indonesia tetapi juga di kawasan Asia Tenggara.

Hamdani dalam rilis, Kamis, menyatakan optimisitis bahwa pemerintah dapat melakukan terobosan baru untuk menekan polusi sampah plastik.

Salah satu kajian menyatakan bahwa jika produksi sampah plastik tidak ditekan, maka pada 2050 jumlah sampah plastik di laut akan lebih banyak dari pada jumlah ikan.

Apalagi, ia juga mengingatkan  sampah di laut juga sangat membahayakan terhadap satwa yang memiliki ekosistem di lautan.

Hal tersebut, lanjutnya, terindikasikan dari ditemukannya sejumlah kasus di mana ada plastik di dalam perut burung laut.

Sebagaimana diwartakan, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman Arif Havas Oegroseno mengingatkan ancaman sampah plastik laut terhadap keberlangsungan hidup manusia.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menekankan pentingnya berbagai pihak menegakkan "ocean rights" atau hak samudera sehingga setiap warga memiliki kewajiban untuk menjaga sumber daya di perairan nasional.

"Kita selalu berpikir bahwa laut dan isinya merupakan objek. Ini justru menimbulkan kecenderungan tindakan eksploitasi sumber daya alam sebesar-besarnya untuk kepentingan jangka pendek manusia," kata Menteri Susi di Jakarta, Selasa (11/7).

Susi memaparkan, dengan adanya pengakuan hak samudera maka mengandung konsekuensi terkait diberlakukannya hukuman apabila terjadi pelanggaran hak tersebut.

Ia berpendapat bahwa memberlakukan laut setara dengan manusia sebagai subjek hukum melahirkan pemikiran untuk memberlakukan hukuman yang lebih berat terhadap manusia atau korporasi yang melanggar hak laut.

Ia mengatakan berbagai upaya yang telah dilakukan KKP sudah membuahkan hasil, seperti nilai tukar nelayan (NTN) yang secara stabil meningkat sejak tahun 2014 (104,63) sampai tahun 2016 (108,24).

Selain itu, mulai 2014, neraca perdagangan komoditas ikan Indonesia untuk pertama kalinya sejak tahun 2009 berada di atas Thailand. "Pada 2014 nilai komoditas ikan Indonesia kurang lebih 4 miliar dolar AS, sedangkan Thailand tercatat kurang dari 4 miliar dolar AS," ucapnya.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017