Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah menyususn rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) untuk periode 2012-2017.

Kali ini, provinsi yang baru saja merayakan hari ulang tahunnya yang ke-12 pada November lalu itu menitikberatkan pembangunannya pada kemandirian dan daya saing berbasis potensi lokal melalui pengembangan konektivitas perkotaan dan perdesaan.

"Guna mencapai target tersebut, kita memiliki beberapa program prioritas, salah satunya adalah program satu milyar untuk tiap kecamatan," kata Gubernur Babel, Eko Maulana Ali.

Satam Emas, kata Gubernur, merupakan program unggulan untuk menuju pembangunan yang efektif, merata, adil dan selaras.

Memasuki tahap kedua dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005¿2025, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Statistik Babel menyatakan Babel harus lebih bersinergi.

Artinya, kesenjangan desa dan kota harus dikurangi dengan membangun konektivitas antara desa dan kota di seluruh Babel.

"Dengan demikian, pemerataan pembangunan di Babel dapat dipercepat," kata Kepala Bappeda dan Statistik Babel, Nazalyus, beberapa waktu yang lalu di Pangkalpinang.

"Dana transfer Program Satam Emas dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kemampuan keuangan daerah guna mengatasi kesenjangan fiskal kabupaten kota dalam melaksanakan pembangunan," kata Nazalyus.

Nantinya, dana tersebut akan digunakan untuk Belanja Bantuan Keuangan kepada provinsi atau kabupaten atau kota dan pemerintahan desa dalam APBD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2013.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Bangka Belitung, jumlah penduduk miskin di Babel selalu fluktuatif.

Pada 2008 jumlah penduduk miskin di Babel berjumlah 80,28 ribu, pada 2009 turun menjadi 76 ribu, lalu naik menjadi 92,20 ribu pada 2010 dan kembali turun pada 2011 menjadi 72,05 ribu warga.

Dari data tersebut, daerah yang masih banyak terdapat warga miskinnya adalah Belitung dan Belitung Timur yakni sebanyak 10,13 persen di Belitung dan 10,36 persen di Belitung Timur pada 2010.

Sedangkan prosentase penduduk miskin di Bangka Barat hanya 5,25 persen, paling rendah di antara tujuh kabupaten kota di Babel pada 2011.

"Kita ingin meminimalisir angka kesenjangan tersebut, oleh sebab itu kami ingin memeratakan pembangunan dengn program Satam Emas," kata Nazalyus.

Program Satam Emas yang rencananya akan dikucurkan pada 2013 mendatang akan mengalokasikan dana sebesar sebesar Rp47 miliar melalui dana transfer bantuan Keuangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

"Dana bantuan keuangan diberikan kepada 47k ecamatan dalam wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung," kata Nazalyus.

Sasaran utamanya adalah untuk penguatan modal bagi Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM), serta untuk kegiatan strategis kecamatan.

    
Optimis
   
Selain melaksanakan program unggulan Satam Emas pada 2013, Babel juga berharap akan masuknya investor pada 2014.

Gubernur Eko optimis pembangunan di Babel akan maju pesat pada 2014 karena banyak investor yang menanamkan modalnya di daerah yang kaya akan timah dan lada tersebut seiring dengan makin baiknya infrastruktur.

"Pada 2014, insyaallah infrastruktur kita, termasuk pasokan listrik sudah siap, semua sudah stabil, jadi pasti akan banyak investor yang tertarik menanamkan modal di Babel, apalagi daerah kita kaya potensi sumber daya alam," kata Gubernur Eko beberapa waktu lalu.

Gubernur mengakui, hingga saat ini pembangunan di Babel masih mengalami perlambatan karena kurangnya investasi dari para penanam modal yang mampu turut membangun perekonomian daerah.

"Sayangnya, para investor banyak yang enggan menanamkan modal di Babel karena terkendala infrastruktur, hingga saat ini, infrastruktur kita belum optimal," kata dia.

Oleh sebab itu, pemerintah terus mendorong percepatan pembangunan infrastruktur termasuk pembangunan jaringan kabel listrik melalui bawah laut dari Sumatera ke Babel.

"Jaringan tersebut direncanakan selesai pada akhir 2013 dan dapat mengaliri listrik sebesar 200 mega watt, oleh sebab itu, setelah terbangunnya gardu di Mentok, insyaallah investasi di kita akan mulai bermunculan," kata dia.

Meski demikian, Gubernur mengingatkan agar masyarakat tetap turut serta dalam menjaga keamanan dan kerukunan di Babel agar inestor tertarik menanamkan modal di Babel.

"Sebagai daerah baru, kita tidak bisa dibandingkan dengan Banten atau daerah lain yang memang sudah maju, satu-satunya usaha yang perlu kita lakukan adalah tetap menjaga daerah kita agar tetap kondusif dan sabar hingga saatnya nanti banyak investor menanamkan modal di sini," ujar Gubernur.

Lebih lanjut, Gubernur melanjutkan, hingga saat ini sebenarnya banyak investor yang tertarik menanamkan modal di Babel, termasuk salah satu pabrik chip berbasis di Jerman.

"Pabrik tersebut rencananya akan membangun pabrik di Bekasi tapi karena sumber daya alam pasir kuarsa banyak terdapat di sini, maka saya yakinkan mereka untuk membangun pabrik di sini," kata Gubernur Babel.

Sementara itu, menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Provinsi Babel, hingga triwulan kedua 2012, nilai investasi yang masuk ke Babel sebesar Rp5,3 trilyun dari target Rp4 trilyun.

Sebagai sebuah provinsi muda, Babel mulai menyusun langkah-langkah strategis layaknya remaja belasan tahun yang mulai mengejar impiannya.

Langkah-langkah tersebut tidak akan bermakna jika tidak ada itikad baik dari semua pihak untuk mewujudkannya.

Sebuah adagium populer dari sejarawan Inggris pada akhir abad ke-20, Lord Acton menyatakan: "Kekuasaan cenderung korup, kekuasaan yang absolut akan korup sepenuhnya. Orang-orang besar hampir selalu orang-orang yang jahat."
   
Meski demikian, peraih Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi, pada abad 21 mengingatkan; "Bukan kekuasaan yang korup atau merusak tapi ketakutanlah yang mendorong orang untuk jadi korup. Takut akan  kehilangan kekuasaan merusak mereka yang mempergunakan kekuasaan tersebut."
   
Dalam konteks Babel yang sedang membangun, hendaknya kekuasaan tidak dijadikan tujuan utama dalam hal ini, tapi dijadikan sebuah proses yang akan membawa kebaikan.

Pewarta: Ida Nurcahyani

Editor : Ida


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2012