Abidjan (Antara Babel) - Empat orang warga Moldova meninggal dan dua
lainnya menderita luka-luka ketika sebuah pesawat kargo yang disewa oleh
militer Prancis jatuh ke laut dekat bandar udara di Abidjan, kota utama
Pantai Gading, pada Sabtu, kata para pejabat Prancis dan Pantai Gading.
Empat warga negara Prancis selamat dalam kecelakaan tersebut tapi cedera, kata Menteri Keamanan Pantai Gading Sidiki Diakite kepada wartawan di tempat kejadian. Beberapa sumber keamanan Pantai Gading mengatakan tentara Prancis termasuk di antara yang luka-luka.
"Apa yang dapat kami sampaikan untuk sementara ialah pagi ini sekitar pukul 8.30 (15.30 WIB), satu pesawat Antonov jatuh...dengan 10 orang di dalamnya termasuk awak pesawat," kata dia.
Kecelakaan itu terjadi saat badai dengan hujan lebat dan kilat, dan para penolong terganggu oleh keadaan di laut yang tak bersahabat. Kendati bandara di Abidjan terletak di kawasan yang padat penduduk, tampaknya tak satupun menderita luka-luka di di darat.
Militer Prancis mengoperasikan pangkalan logistik dekat dengan bandara itu untuk mendukung operasi Barkhane-nya, memerangi para militan di kawasan Sahel, Afrika Barat.
"Ini pesawat dicarter oleh tentara Prancis untuk mendukung pasukan Barkhane guna melakukan misi logistik," kata Kolonel Patrick Steiger, juru bicara tentara Prancis.
Belum segera jelas apa penyebab jatuhnya pesawat itu, katanya, dengan menambahkan bahwa keempat warga Prancis yang cedera sedang dirawat di pangakalan militer Prancis dekat dengan bandara itu.
Duta besar Prancis untuk Pantai Gading bersama dengan tentara dengan cepat tiba di lokasi jatuhnya pesawat.
Ratusan warga di Port Bouet yang padat penduduk, yang mengitari bandara itu, berkerumun di sekitar tempat jatuhnya pesawat. Sejumlah di antara mereka membantu petugas pemadam kebakaran dan penyelam yang mengangkat mayat-mayat dari reruntuhan pesawat yang telah pecah jadi beberapa bagian besar.
Tentara Prancis dan pasukan keamanan Pantai Gading kemudian menutup kawasan tersebut dan kapal-kapal militer keduanya berpatroli di sekitar tempat kejadian.
Nama perusahaan yang mengoperasikan pesawat sejauh ini belum segera diketahui, demikian Reuters.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
Empat warga negara Prancis selamat dalam kecelakaan tersebut tapi cedera, kata Menteri Keamanan Pantai Gading Sidiki Diakite kepada wartawan di tempat kejadian. Beberapa sumber keamanan Pantai Gading mengatakan tentara Prancis termasuk di antara yang luka-luka.
"Apa yang dapat kami sampaikan untuk sementara ialah pagi ini sekitar pukul 8.30 (15.30 WIB), satu pesawat Antonov jatuh...dengan 10 orang di dalamnya termasuk awak pesawat," kata dia.
Kecelakaan itu terjadi saat badai dengan hujan lebat dan kilat, dan para penolong terganggu oleh keadaan di laut yang tak bersahabat. Kendati bandara di Abidjan terletak di kawasan yang padat penduduk, tampaknya tak satupun menderita luka-luka di di darat.
Militer Prancis mengoperasikan pangkalan logistik dekat dengan bandara itu untuk mendukung operasi Barkhane-nya, memerangi para militan di kawasan Sahel, Afrika Barat.
"Ini pesawat dicarter oleh tentara Prancis untuk mendukung pasukan Barkhane guna melakukan misi logistik," kata Kolonel Patrick Steiger, juru bicara tentara Prancis.
Belum segera jelas apa penyebab jatuhnya pesawat itu, katanya, dengan menambahkan bahwa keempat warga Prancis yang cedera sedang dirawat di pangakalan militer Prancis dekat dengan bandara itu.
Duta besar Prancis untuk Pantai Gading bersama dengan tentara dengan cepat tiba di lokasi jatuhnya pesawat.
Ratusan warga di Port Bouet yang padat penduduk, yang mengitari bandara itu, berkerumun di sekitar tempat jatuhnya pesawat. Sejumlah di antara mereka membantu petugas pemadam kebakaran dan penyelam yang mengangkat mayat-mayat dari reruntuhan pesawat yang telah pecah jadi beberapa bagian besar.
Tentara Prancis dan pasukan keamanan Pantai Gading kemudian menutup kawasan tersebut dan kapal-kapal militer keduanya berpatroli di sekitar tempat kejadian.
Nama perusahaan yang mengoperasikan pesawat sejauh ini belum segera diketahui, demikian Reuters.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017