Pangkalpinang (Antara Babel) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan membangun pembangkit listrik dengan memanfaatkan potensi logam tanah jarang guna mewujudkan kemandirian energi di daerah itu.

"Saat ini kita akan melakukan kajian dan penelitian terhadap potensi logam tanah jarang sebagai bahan baku pembangkit listrik," kata Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kepulauan Babel, Suranto Wibowo di Pangkalpinang, Selasa.

Ia menjelaskan pembangunan pembakit listrik berbahan baku mineral ikutan timah ini karena potensi dan kandungannya sangat besar, belum terjamah, dan belum dikelola dengan baik untuk mendorong pertumbuhan perekonomian daerah.  

Hasil penelitian Badan Tenaga Nuklir Nasional pada 2009 menunjukkan seluas 400.000 hektare lahan di Provinsi Kepulauan Babel mengandung kadar thorium sebesar 120.000 ton, uranium 24.000 ton dan unsur logam tanah jarang sekitar 7.000.000 ton.

"Jika ini terwujud tentu akan berdampak positif bagi peningkatan investasi dan masyarakat dapat menikmati listrik murah karena ketersediaan bahan baku yang berlimpah," ujarnya.

Ia mengatakan saat ini ketersediaan listrik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sudah mencukupi, namun untuk kebutuhan industri dan usaha masyarakat seperti perhotelan serta lainnya masih kurang.

"Mudah-mudahan kajian dan penelitian logam tanah jarang ini berjalan dengan baik, sehingga pemerintah daerah dapat dengan cepat merealisasikan pembangunan tenaga listrik ini," ujarnya.

Menurut Suranto, untuk merealisasikan pembangkit listrik ini pemerintah daerah membutuhkan investor karena biaya pembangunannya sangat besar dan harus memiliki teknologi tinggi.

"Kami berharap pemerintah pusat mendukung wacana pemerintah daerah membangun pembangkit listrik berbahan baku logam tanah jarang ini guna mempercepat pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di provinsi kepulauan ini," ujarnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017