Pangkalpinang (Antara Babel) - Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pangkalbalam, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengimbau nelayan tradisional mewaspadai gelombang tinggi disertai angin kencang yang membahayakan keselamatan nelayan selama beraktivitas mencari ikan di laut daerah itu.

"Dalam bulan ini kita sudah menerima laporan dan menangani kecelakaan kapal nelayan, karena dihantam gelombang tinggi," kata Kepala KSOP Pangkalbalam Izuar di Pangkalpinang, Selasa.

Ia menjelaskan berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, saat ini ketinggian gelombang di perairan Provinsi Kepulauan Babel masih relatif aman untuk pelayaran kapal nelayan, kapal penumpang dan kargo  diprakirakan hanya sekitar 0,25 sampai 1,25 meter.

Tinggi gelombang di jalur penyeberangan Selat Bangka dan Utara Bangka diprakirakan antara 0,25 sampai 0,5 meter, di Selat Gelasa sekitar 0,25 sampai 0,75 meter, di Selatan Bangka sekitar 0,25 sampai 1,0 meter, sedangkan di Selat Karimata antara 0,25 sampai 1,25 meter.

"Meski tinggi gelombang masih aman untuk pelayaran kapal, namun demikian diharapkan nelayan dan nahkoda tetap mewaspadai kondisi cuaca yang berubah-ubah yang membahayakan keselamatan," ujarnya.

Izuar mengatakan selama musim pancaroba kondisi cuaca di laut sulit diprediksi, terkadang tenang dan tiba-tiba memburuk yang ditandai gelombang tinggi disertai angin kencang yang membahayakan keselamatan pelayaran kapal.

"Kami berharap nelayan sebelum melaut untuk lebih terdahulu melihat kondisi cuaca. Jangan sampai terjadi kecelakaan kapal seperti dialami nelayan Belinyu, Toboali dan Koba beberapa hari lalu dimana kapal nelayan tersebut pecah dihantam gelombang tinggi," ujarnya.

Menurut dia kapal nelayan tradisional rentan dihantam gelombang besar, karena ukuran kapal kecil dan belum memiliki alat keselamatan yang memadai.

"Kami berharap nelayan yang sedang mencari ikan di tengah laut, apabila melihat tanda-tanda cuaca buruk untuk segera mencari pulau-pulau kecil untuk berlindung sehingga terhindar dari kecelakaan," ujarnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017