Aden, Yaman (Antaranews Babel) - Tiga prajurit Yaman tewas, Jumat, akibat satu serangan mortir oleh petempur kelompok Syiah al-Houthi, di Provinsi Lahj, Yaman Selatan, kata seorang pejabat militer.
Pejabat militer yang tak ingin disebutkan jatidirinya, mengatakan, sejumlah mortir yang ditembakkan oleh petempur Al-Houthi telah mendarat di wilayah yang dikuasai pemerintah di pinggir Provinsi Lahj.
Warga mengatakan beberapa bom mortir jatuh di daerah permukiman, beberapa dari mortir itu meledak, tapi tak merenggut korban jiwa di kalangan warga sipil.
Pasukan pro-al-Houthi mengaku bertanggung-jawab atas serangan mortir itu sementara kelompok itu sering melancarkan serangan yang ditujukan kepada daerah yang dikuasai pemerintah di wilayah selatan negeri tersebut.
Serangan itu dilancarkan sehari setelah pemimpin Komando Militer Wilayah Selatan bersama dengan pejabat tingkat tinggi memeriksa pasukan pro-pemerintah selama kunjungan ke Provinsi Lahj di garis depan dengan milisi al-Houthi.
Pemerintah Yaman, yang didukung masyarakat internasional, bersekutu dengan koalisi militer Arab --yang dipimpinan Arab Saudi, selama tiga tahun telah memerangi gerilyawan al-Houthi dalam memperebutkan kekuasaan atas negeri itu.
Koalisi militer pimpinan Arab Saudi memulai serangan udara pada Maret 2015, untuk mengalahkan petempur al-Houthi dan memulihkan kekuasaan Presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang hidup di pengasingan, dan pemerintahnya.
Koalisi militer pimpinan Arab Saudi juga memblokade udara dan laut guna mencegah senjata dikirim kepada gerilyawan Al-Houthi, yang secara militer telah menyerbu ibu kota Yaman, Sana'a, dan merebut sebagian besar provinsi Yaman Utara.
Data statistik PBB memperlihatkan lebih dari 10.000 orang, kebanyakan warga sipil, telah tewas sejak koalisi militer pimpinan Arab Saudi ikut-campur dalam perang saudara di Yaman, yang juga telah membuat sebanyak tiga juta orang meninggalkan tempat tinggal mereka.
Negara Arab itu juga menderita akibat wabah kolera terbesar di dunia sejak April, dengan sebanyak 5.000 kasus dilaporkan setiap hari.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
Pejabat militer yang tak ingin disebutkan jatidirinya, mengatakan, sejumlah mortir yang ditembakkan oleh petempur Al-Houthi telah mendarat di wilayah yang dikuasai pemerintah di pinggir Provinsi Lahj.
Warga mengatakan beberapa bom mortir jatuh di daerah permukiman, beberapa dari mortir itu meledak, tapi tak merenggut korban jiwa di kalangan warga sipil.
Pasukan pro-al-Houthi mengaku bertanggung-jawab atas serangan mortir itu sementara kelompok itu sering melancarkan serangan yang ditujukan kepada daerah yang dikuasai pemerintah di wilayah selatan negeri tersebut.
Serangan itu dilancarkan sehari setelah pemimpin Komando Militer Wilayah Selatan bersama dengan pejabat tingkat tinggi memeriksa pasukan pro-pemerintah selama kunjungan ke Provinsi Lahj di garis depan dengan milisi al-Houthi.
Pemerintah Yaman, yang didukung masyarakat internasional, bersekutu dengan koalisi militer Arab --yang dipimpinan Arab Saudi, selama tiga tahun telah memerangi gerilyawan al-Houthi dalam memperebutkan kekuasaan atas negeri itu.
Koalisi militer pimpinan Arab Saudi memulai serangan udara pada Maret 2015, untuk mengalahkan petempur al-Houthi dan memulihkan kekuasaan Presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang hidup di pengasingan, dan pemerintahnya.
Koalisi militer pimpinan Arab Saudi juga memblokade udara dan laut guna mencegah senjata dikirim kepada gerilyawan Al-Houthi, yang secara militer telah menyerbu ibu kota Yaman, Sana'a, dan merebut sebagian besar provinsi Yaman Utara.
Data statistik PBB memperlihatkan lebih dari 10.000 orang, kebanyakan warga sipil, telah tewas sejak koalisi militer pimpinan Arab Saudi ikut-campur dalam perang saudara di Yaman, yang juga telah membuat sebanyak tiga juta orang meninggalkan tempat tinggal mereka.
Negara Arab itu juga menderita akibat wabah kolera terbesar di dunia sejak April, dengan sebanyak 5.000 kasus dilaporkan setiap hari.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018