Koba (Antaranews Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengembangkan budi daya lele dengan sistem bioflok untuk meningkatkan produksi dan menekan biaya operasional.

"Tahun ini kami akan melakukan inovasi budi daya lele dengan sistem bioflok dan BBI akan dijadikan percontohan sebelum dikembangkan di tengah pembudi daya ikan air tawar di daerah ini," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Bangka Tengah, Dedi Muchdiyat di Koba, Kamis.

Ia menjelaskan, pembudidayaan ikan lele dengan sistem bioflok ini lebih efektif, hemat biaya, dan mampu meningkatkan produksi karena pola kerjanya adalah mengurai sisa pakan ikan atau flok-flok yang ada dalam kolam pembenihan menjadi makanan ikan.

"Kami menggunakan bakteri probiotik untuk mengurai sisa pakan ikan, sehingga tidak ada lagi istilah sisa pakan yang terbuang tetapi diuraikan menjadi makanan dan tidak perlu lagi mengganti air kolam," katanya.

Ia mengatakan, keuntungan lain yang bisa didapat dengan sistem bioflok ini adalah lebih hemat pakan atau makanan ikan dimana satu kilo gram ikan lele hanya menghabiskan sebanyak 8 ons pakan.

"Intinya sistem budi daya ikan dengan bioflok ini sangat efektif dan efisien dari segi biaya produksi maupun waktu pemeliharaan sehingga dapat meningkatkan produktivitas usaha budi daya ikan," katanya.

Selain itu, membudidayakan ikan dengan sistem bioflok tidak memerlukan kolam atau tambak yang luas dan bahkan bisa diterapkan di halaman atau belakang rumah.

"Sudah ada beberapa pembudidaya ikan air tawar yang menerapkan sistem ini, produksinya bagus dan perkembangbiakan ikan cukup baik," katanya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018