Jakarta  (Antaranews Babel) - Ketua Yayasan Lentera Anak Lisda Sundari mengatakan iklan rokok sengaja menyasar anak-anak dengan ditempatkan di semua tempat publik.

"Di mana pun mereka berada, selalu ada iklan rokok. Padahal, kita tidak bisa melarang anak untuk lewat jalan tertentu," kata Lisda dalam sebuah lokakarya yang diadakan Yayasan Lentera Anak di Jakarta, Senin.

Lokakarya tersebut meluncurkan buku hasil pemantauan iklan, promosi dan sponsor rokok di 10 kota yang dilakukan 170 anak anggota Forum Anak di 10 kabupaten/kota.

Menurut hasil pemantauan, terdapat 2.868 iklan, promosi dan sponsor rokok di 10 kabupaten/kota yaitu, Bandar Lampung, Batu, Banjarmasin, Bekasi, Kupang, Mataram, Pasaman Barat, Pekanbaru, Semarang dan Tangerang Selatan.

"Sebanyak 74,6 persen iklan rokok yang ditemui menampilkan merek rokok. Iklan rokok semakin 'hard selling' untuk memperkenalkan produknya," tuturnya.

Selain itu, 80,2 persen promosi rokok yang ditemukan mencantumkan harga rokok. Sebanyak 78,9 persen mencantumkan harga rokok per batang dan 79,2 persen mempromosikan harga murah Rp600 hingga Rp1.000 per batang.

"Tujuannya jelas untuk mempermudah anak-anak memperhitungkan uang sakunya untuk membeli rokok," ujarnya.

Lisda Sundari menjadi pembicara salah satu sesi dalam Lokakarya "Menuju Kabupaten/Kota Layak Anak Tanpa Iklan, Promosi dan Sponsor Rokok". Lokakarya tersebut diikuti kepala dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dari 15 kabupaten/kota.

Selain Lisda, pembicara lain pada sesi tersebut adalah Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Kesejahteraan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Hendra Jamal dan Peneliti Studi Masyarakat dan Sosiologi Perkotaan Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR Rohani Budi Prihatin.

Pewarta: Dewanto Samodro

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018