Jakarta (Antaranews Babel) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku dipanggil Presiden Joko Widodo ke Istana Kepresidenan guna membicarakan proyek pembangunan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat.

"Patimban akan mulai dibangun," kata Budi Karya menjawab pertanyaan wartawan usai menghadap Presiden, Senin.

Proyek ituy saat ini masih dalam tahap penilaian akhir tender dan diharapkan selesai dalam satu dua minggu ini sehingga Mei atau paling lambat Juni mendatang sudah mulai dibangun.

"Target selesai pembangunan pada 2019 sebagian dan sebagiannya lagi 2020," kata Budi.

Budi mengungkapkan dua konsorsium masuk final tender untuk kontraktor pembangunan pelabuhan ini.

"Dari dalam negeri ada Wika (Pt Wijaya Karya), PP (PT Pembangunan Perumahan) dan Adhi (PT Adhi Karya). Mereka sendiri-sendiri join dengan Jepang, salah satunya dengan Penta Ocean," kata Budi.

Pemerintah telah menetapkan Pelabuhan Patimban sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

Pembangunannya terbagi menjadi tiga tahap, khusus untuk tahap pertama terbagi lagi ke dalam dua fase.

Tahap pertama fase 1, Pelabuhan Patimban akan memiliki terminal kendaraan dengan dermaga sepanjang 300 meter dan terminal peti kemas 420 x 35 meter dari total panjang dermaga keseluruhan tahap 1, 2 dan 3 sepanjang 4.320 meter, serta kedalaman perairan -10 m LWS. Sedangkan lapangan peti kemas memiliki luas 35 hektar dengan kapasitas 250.000 TEUs dari total kapasitas Tahap 1 sebesar 3,75 TEUs.

Tahap pertama fase kedua, terminal kendaraan menjadi 690 meter sedangkan terminal peti kemas diperpanjang dan diperluas menjadi 1.740 x 35 meter dari total panjang dermaga 4.320 meter, dengan kedalaman -14 m LWS. Sedangkan lapangan peti kemas ditambah seluas 66 hektar dengan kapasitas 3,5 juta TEUs dari total kapasitas 3,75 TEUs utk Tahap 1.

Proyek ini dibiayai dari pinjaman Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) sebesar 1,03 miliar dolar AS dan dari dalam negeri antara lain untuk pengadaan lahan sekitar Rp500 miliar, sedangkan anggaran untuk pengadaan peralatan, pengoperasian dan pemeliharaan akan menjadi porsi operator pelabuhan.

Pewarta: Joko Susilo

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018