Koba (Antaranews Babel) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluh Kabupaten Bangka Tengah (DKPPP), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengatur dengan baik pasokan bahan pangan di daerah itu.
"Sekitar 95 persen bahan pangan terutama beras didatangkan dari luar daerah melalui jalur laut, maka regulasi pasokan dan penyaluran pangan diatur dengan baik supaya tidak terjadi krisis pangan," kata Kepala DKPPP Kabupaten Bangka Tengah, Sajidin di Koba, Kamis (10/5).
Pihaknya berupaya menjaga stok pangan berkoordinasi dengan pihak Bulog terutama selama Ramadan dan pada Lebaran Idul Fitri mengingat permintaan akan cukup tinggi.
"Kami mengajukan permohonan permintaan bahan pangan terutama beras sebelum stok lama habis, sehingga tidak sampai persediaan kosong karena dapat memicu tingginya harga," katanya.
Sajidin menyebutkan, persediaan bahan pangan lokal terutama beras tidak bisa diharapkan karena hanya mampu memenuhi sekitar lima persen dari kebutuhan konsumen di daerah itu.
"Minimnya ketersediaan beras lokal karena lahan pertanian padi sawah dan ladang di daerah itu masih sedikit, saat ini hanya Desa Namang yang memiliki areal persawahan," katanya.
Ia menambahkan, rata-rata masyarakat di daerah itu hanya menanam lada, sawit dan berbagai jenis tanaman hortikultura.
"Terutama lahan padi sawah sangat sedikit sekali dan untuk padi ladang memang lahannya lebih luas namun masa panennya lebih lama dan itu juga tidak mampu untuk memenuhi konsumsi lokal," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Sekitar 95 persen bahan pangan terutama beras didatangkan dari luar daerah melalui jalur laut, maka regulasi pasokan dan penyaluran pangan diatur dengan baik supaya tidak terjadi krisis pangan," kata Kepala DKPPP Kabupaten Bangka Tengah, Sajidin di Koba, Kamis (10/5).
Pihaknya berupaya menjaga stok pangan berkoordinasi dengan pihak Bulog terutama selama Ramadan dan pada Lebaran Idul Fitri mengingat permintaan akan cukup tinggi.
"Kami mengajukan permohonan permintaan bahan pangan terutama beras sebelum stok lama habis, sehingga tidak sampai persediaan kosong karena dapat memicu tingginya harga," katanya.
Sajidin menyebutkan, persediaan bahan pangan lokal terutama beras tidak bisa diharapkan karena hanya mampu memenuhi sekitar lima persen dari kebutuhan konsumen di daerah itu.
"Minimnya ketersediaan beras lokal karena lahan pertanian padi sawah dan ladang di daerah itu masih sedikit, saat ini hanya Desa Namang yang memiliki areal persawahan," katanya.
Ia menambahkan, rata-rata masyarakat di daerah itu hanya menanam lada, sawit dan berbagai jenis tanaman hortikultura.
"Terutama lahan padi sawah sangat sedikit sekali dan untuk padi ladang memang lahannya lebih luas namun masa panennya lebih lama dan itu juga tidak mampu untuk memenuhi konsumsi lokal," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018