Pangkalpinang  (Antaranews Babel) - Eksportir lada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan daerah lain diminta untuk menghentikan ekspor lada putih ke Vietnam karena menguntungkan negara itu dan merugikan petani daerah ini.

"Pola ekspor kita harus diubah, jangan lagi mengekspor lada ke Vietnam, tetapi harusnya diekspor ke Amerika dan Eropa," kata Staf Khusus Wakil Presiden Republik Indonesia yang yang membidangi Infrastruktur dan Investasi Muhammad Abduh di Pangkalpinang, Jumat.

Ia mengatakan hasil lada putih petani Provinsi Kepulauan Babel yang dikenal "muntok white pepper" memiliki kualitas, cita rasa, dan aroma yang lebih baik dibandingkan Vietnam.

"Saya beranggapan selama ini bukan tidak mungkin lada dari Babel yang memiliki citra rasa yang pedas dicampur dengan lada Vietnam untuk kemudian dieskspor lagi ke Benua Amerika dan Eropa, dengan harga yang jauh lebih tinggi," ujarnya.

Oleh karena itu, para eksportir lada baik di Bangka Belitung maupun di daerah lainnya di Indonesia diminta untuk tidak melakukan kegiatan ekspor lada ke Vietnam.

"Saya menilai tindakan mengekspor lada ke Vietnam sangat menguntungkan Vietnam dan merugikan para petani lada karena harga yang diterima petani rendah tidak sesuai biaya produksi yang tinggi," katanya.

Menurut dia untuk menghentikan ekspor lada ke Vietnam ini, Kementerian Perdagangan diharapkan untuk membahas hal ini dengan para eksportir untuk mencari solusi lebih baik yang menguntungkan petani.

? ??"Saat ini produksi lada dunia mencapai 400 ribu ton per tahun. Dari jumlah itu Vietnam menyumbang 200 ribu ton, sementara Indonesia hanya 60 ribu ton per tahun. Saya meragukan jika produksi lada Vietnam bisa mencapai 200 ribu ton dan produksi lada Indonesia hanya sekitar 60 ribu ton per tahun," katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018