Toboali (Antaranews Babel) - Nelayan Merbau Toboali Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meminta pemerintah daerah untuk menertibkan kapal trawl, karena mengganggu hasil tangkapan ikan nelayan tradisional di daerah itu.
"Hasil tangkapan ikan berkurang drastis, karena kapal menggunakan trawl ini beroperasi di wilayah tangkapan ikan nelayan tradisional," kata salah seorang nelayan Merbau Sudarso di Toboali, Senin.
Tidak hanya itu, alat tangkap trawl berukuran besar ini juga merusak jaring ikan nelayan tradisional.
"Kehadiran kapal trawl ini sangat meresahkan, karena selain merusak alat tangkap ikan nelayan tradisional yang sederhana juga terumbu karang dan habitat ikan," ujarnya.
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan melalui dinas terkait untuk segera mengatur wilayah tangkap antara nelayan tradisional dengan nelayan modern agar tidak terjadi konflik dan benturan sesama nelayan.
"Sebaiknya pemda segera turun ke lapangan melihat situasi yang ada dan jangan biarkan kondisi ini berlarut-larut," katanya.
Sudarso berharap dalam waktu dekat pemda segera turun ke lapangan sehingga nelayan tradisional merasa tenang saat pergi melaut.
"Semoga dalam waktu dekat pemda segera bertindak agar permasalahan ini cepat teratasi," harapnya.
Sekretaris Dinas Pertanian dan kehutanan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka Selatan Rizal meminta nelayan segera membuat laporan ke dinas sehingga bisa ditindaklanjuti.
"Sebaiknya nelayan melaporkan ke dinas secara tertulis agar dapat ditindaklanjuti," katanya.
Rizal mengatakan dalam waktu dekat akan turun ke lapangan untuk mengatasi masalah ini sehingga cepat selesai dan nelayan tradisional tidak terganggu.
"Insya allah dalam waktu dekat kita akan turun ke lapangan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Hasil tangkapan ikan berkurang drastis, karena kapal menggunakan trawl ini beroperasi di wilayah tangkapan ikan nelayan tradisional," kata salah seorang nelayan Merbau Sudarso di Toboali, Senin.
Tidak hanya itu, alat tangkap trawl berukuran besar ini juga merusak jaring ikan nelayan tradisional.
"Kehadiran kapal trawl ini sangat meresahkan, karena selain merusak alat tangkap ikan nelayan tradisional yang sederhana juga terumbu karang dan habitat ikan," ujarnya.
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan melalui dinas terkait untuk segera mengatur wilayah tangkap antara nelayan tradisional dengan nelayan modern agar tidak terjadi konflik dan benturan sesama nelayan.
"Sebaiknya pemda segera turun ke lapangan melihat situasi yang ada dan jangan biarkan kondisi ini berlarut-larut," katanya.
Sudarso berharap dalam waktu dekat pemda segera turun ke lapangan sehingga nelayan tradisional merasa tenang saat pergi melaut.
"Semoga dalam waktu dekat pemda segera bertindak agar permasalahan ini cepat teratasi," harapnya.
Sekretaris Dinas Pertanian dan kehutanan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka Selatan Rizal meminta nelayan segera membuat laporan ke dinas sehingga bisa ditindaklanjuti.
"Sebaiknya nelayan melaporkan ke dinas secara tertulis agar dapat ditindaklanjuti," katanya.
Rizal mengatakan dalam waktu dekat akan turun ke lapangan untuk mengatasi masalah ini sehingga cepat selesai dan nelayan tradisional tidak terganggu.
"Insya allah dalam waktu dekat kita akan turun ke lapangan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018