Sungailiat (Antaranews Babel) - Bupati Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Tarmizi Saat meminta petani karet daerah itu tidak lagi menggunakan tawas, untuk menaikkan kembali harga komoditas tersebut.
"Getah karet yang dicampur tawas merusak kualitas karet, sehingga mengakibatkan harga karet anjlok," katanya di Sungailiat, Rabu
Menurut dia, selama ini sebagian besar petani masih menggunakan tawas untuk mengeraskan getah hasil sadapan, sehingga harga karet di pasaran anjlok.
"Kami berharap petani menggunakan asam semut untuk meningkatkan kualitas dan harga karet," katanya.
Menurut dia, saat ini petani mengeluhkan harga karet anjlok, justru akibat pengolahan karet yang tidak baik.
"Selama ini petani beralasan menggunakan tawas lebih mudah, sederhana, dan ekonomis, namun berdampak buruk terhadap harga karet yang rendah dan mempengaruhi pendapatan keluarga petani," katanya.
Karena itu, petani setempat diminta tidak lagi menggunakan tawas dan mencampurkan getah karet dengan kulit pohon karet atau benda lainnya.
Selain itu, petani juga diharapkan tidak hanya mengandalkan penghasilan dari hasil getah karet saja.
"Petani harus mengembangkan perkebunan tumpang sari dengan berbagai tanaman hortikultura untuk menambah pendapatan keluarganya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Getah karet yang dicampur tawas merusak kualitas karet, sehingga mengakibatkan harga karet anjlok," katanya di Sungailiat, Rabu
Menurut dia, selama ini sebagian besar petani masih menggunakan tawas untuk mengeraskan getah hasil sadapan, sehingga harga karet di pasaran anjlok.
"Kami berharap petani menggunakan asam semut untuk meningkatkan kualitas dan harga karet," katanya.
Menurut dia, saat ini petani mengeluhkan harga karet anjlok, justru akibat pengolahan karet yang tidak baik.
"Selama ini petani beralasan menggunakan tawas lebih mudah, sederhana, dan ekonomis, namun berdampak buruk terhadap harga karet yang rendah dan mempengaruhi pendapatan keluarga petani," katanya.
Karena itu, petani setempat diminta tidak lagi menggunakan tawas dan mencampurkan getah karet dengan kulit pohon karet atau benda lainnya.
Selain itu, petani juga diharapkan tidak hanya mengandalkan penghasilan dari hasil getah karet saja.
"Petani harus mengembangkan perkebunan tumpang sari dengan berbagai tanaman hortikultura untuk menambah pendapatan keluarganya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018