Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Khatib Sholat Idul Adha 1439 Hijriyah, Uztadz Hendi Kurniah mengatakan belajar dari kehidupan Nabi Ibrahim alaihissalam dan keluarganya, paling tidak ada empat prinsip hidup yang harus diwujudkan umat Islam dalam kehidupan secara pribadi, keluarga , bermasyarakat dan berbangsa.

"Dalam kehidupan ini, ada banyak sekali prinsip hidup yang harus dijalani dan dipegang teguh," kata Uztadz Hendi Kurniah saat menjadi Khatib Sholat Idul Adha di Lapangan Merdeka Pangkalpinang, Rabu.

Ia mengatakan empat prinsip hidup yang harus dipegang teguh dari kehidupan Nabi Ibrahim dan keluarganya yaitu berdoa kepada Allah Subhanahu Ta`ala merupakan salah satu yang amat penting dalam kehidupan manusia.

"Berdoa bukan hanya menunjukkan kita merendahkan diri kepada Allah SWT, tetapi memang kita merasakan betul-beul memerlukan bantuan dan pertolongan-Nya. Diantara doa Nabi Ibrahim adalah agar negeri yang ditempati dan keluarganya dalam keadaan aman, memberikan rezeki yang cukup," ujarnya.

Menurut dia dalam konteks kehidupan negara yang mengalami krisis ini, maka sudah seharusnya kita berdoa untuk kebaikan negeri ini, agar menjadi negeri yang aman dan para pemimpin diberikan petunjuk serta menerima petunjuk yang benar.

Prinsip hidup kedua adalah memiliki semangat berusaha, sehingga mau berusaha semaksimal mungkin karena sesulit apapun keadaan, peluang mendapatkam sesuatu tetap terbuka lebar.

"Siti Hajar telah membuktikan kepada kita betapa ia berusaha mencari rezeki meski berada di daerah yang saat itu belum ada kehidupan. Inilah ibadah haji dan umrah dilambangkan dengan sai yang artinya berusaha," katanya.

Ia mengatakan prinsip ketiga yaitu memiliki hati yang bersih dan tajam. Hati menjadi kotor?bila padanya ada sifat-sifat bernilai dosa.?

"Hati yang bersih akan membuat seseorang menjadi sangat sensitif terhadap dosa, karena dosa merupakan kekotoran yang merusak jiwa. Karena itulah, Nabi Ibrahim sampai berdoa agar jangan sampai hatinya kotor karena hal itu hanya akan membuatnya menjadi terhina," katanya.

Prinsip hidup terakhir yang kita ambil dari Nabi Ibrahim dan keluarganya adalah tidak menyombongkan diri atas kebaikan yang dilakukan.

"Dalam kehidupan manusia, banyak orang baik merasa paling baik dan ada juga orang yang berusaha menjadi orang benar tetapi merasa sebagai orang yang paling benar," katanya.

Menurut dia, sifat seperti ini merupakan kesombongan atas kebaikan dan kebenaran yang dipegangnya. Sikap seperti ini merupakan sesuatu yang tidak baik sekaligus menunjukkan dia orang yang tidak memahami sejarah.

Oleh karena itu, Nabi Ismail AS menegaskan kepada Ayahnya Nabi Ibrahim ketika mencerita mimpi ayahnya dengan mengatakan, "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu."

Nabi Ismail menjawab, "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah kami akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar."

"Apa yang dikemukakan Nabi Ismail menunnjukkan ia seorang remaja dengan kepribadian yang matang. Ia langsung menangkap perintah Allah SWT dari cerita ayahnya, bahkan ia siap melaksanakannya dengan segala konsekuensinya," ujarnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018