Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dikenal sebagai penghasil lada putih atau "muntok white pepper", ternyata sejarah komoditas perkebunan khas daerah itu merupakan warisan Pemerintah Belanda, guna mendukung biaya operasional penambangan bijih timah.

"Kita berharap sejarah lada putih dapat menambah pengetahuan masyarakat," kata Kepala Museum Timah Indonesia Muhammad Taufik di Pangkalpinang, Selasa.

Ia mengatakan pada abad 19, penuh dengan ketidakpastian harga timah. Dimana pada abad tersebut harga timah anjlok yang menyebabkan tambang-tambang mengalami kesulitan melanjutkan usahanya.
 
(babel.antaranews.com/Aprionis)

Untuk bertahan mereka mencari dana pendukung dengan membuka  perkebunan lada di  sekitar tambang, dengan mempekerjakan buruh tambang disaat harga timah anjlok.

Pada saat itu, Pemerintah Belanda menurunkan team ahli Botani yang dipimpin J,H Teysmann untuk menggalakkan tanaman lada di Bangka, guna mendukung kestabilan hidup penambangan bijih timah.


Dalam pengembangan tanaman lada di kawasan bekas penambangan bijih timah itu, Team Teijsmann melakukan seleksi bibit unggul dan berinovasi menciptakan sistem junjung.
     
Junjung merupakan tonggak kayu untuk merambatnya tanaman lada. Dimeter kayu sekitar 25 centimeter dengan tinggi 2 hingga 3 meter.

Junjung tanaman lada itu dipilih dari kayu yang kuat tahan lama dari jenis mendaru dalam jumlah banyak. Satu junjung diperlukan untuk setiap pohon lada merambat.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018