Jakarta (Antaranews Babel) - Pemerintah Indonesia dan Prancis sepakat untuk melanjutkan kerja sama dalam penguatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Jadi kita membangun sistem informasi yang lebih kuat. Kerja sama ini bidang kemaritiman, untuk informasi yang lebih baik dan tim yang lebih profesional," kata Menteri Negara Kementerian Luar Negeri Prancis Jean-Baptiste Lemoyne di Jakarta, Rabu.
Ia bersama rombongan mengunjungi BMKG untuk melihat hasil kerja sama tahap pertama yang berlangsung pada 2012-2015.
Kerja sama tersebut merupakan proyek modernisasi sistem operasional mulai dari pengamatan, pengolahan data, produksi dan diseminasi yang disebut dengan "Strengthening BMKG Climate and Weather Service Capacity (STR-1).
Proyek yang sumber dananya berasal dari pinjaman lunak Pemerintah Prancis sebesar 33 juta dolar AS tersebut dilaksanakan oleh Meteo France International (MFI) dan didukung penuh Meteo France serta anggota konsorsium Prancis lainnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, untuk kerja sama tahap kedua yang kemungkinan akan dilakukan mulai 2019, Prancis akan mengucurkan dana 150 juta dolar AS.
Deputi Bidang Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa dan Jaringan Komunikasi BMKG Widada Sulistya mengatakan, kerja sama tahap pertama telah selesai dan hasilnya sudah dirasakan ada peningkatan layanan publik.
"Tapi kami merasa tidak cukup karena perlu penguatan layanan di bidang kemaritiman dan ini selaras dengan program pemerintah yaitu tol laut sehingga kita akan memperkuat layanan informasi cuaca di laut," ujar Widada.
Kerja sama tersebut mulai dari observasi, pengolahan data sampai pada jenis layanannya termasuk juga peningkatan kualitas SDM.
"Penguatan akan dilakukan di seluruh wilayah perairan Indonesia serta sebagian di luar wilayah Indonesia yaitu samudera Hindia, Utara Filipina, Utara Papua akan kita amati karena laut tidak bisa kita batasi," tambah Widada.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Jadi kita membangun sistem informasi yang lebih kuat. Kerja sama ini bidang kemaritiman, untuk informasi yang lebih baik dan tim yang lebih profesional," kata Menteri Negara Kementerian Luar Negeri Prancis Jean-Baptiste Lemoyne di Jakarta, Rabu.
Ia bersama rombongan mengunjungi BMKG untuk melihat hasil kerja sama tahap pertama yang berlangsung pada 2012-2015.
Kerja sama tersebut merupakan proyek modernisasi sistem operasional mulai dari pengamatan, pengolahan data, produksi dan diseminasi yang disebut dengan "Strengthening BMKG Climate and Weather Service Capacity (STR-1).
Proyek yang sumber dananya berasal dari pinjaman lunak Pemerintah Prancis sebesar 33 juta dolar AS tersebut dilaksanakan oleh Meteo France International (MFI) dan didukung penuh Meteo France serta anggota konsorsium Prancis lainnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, untuk kerja sama tahap kedua yang kemungkinan akan dilakukan mulai 2019, Prancis akan mengucurkan dana 150 juta dolar AS.
Deputi Bidang Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa dan Jaringan Komunikasi BMKG Widada Sulistya mengatakan, kerja sama tahap pertama telah selesai dan hasilnya sudah dirasakan ada peningkatan layanan publik.
"Tapi kami merasa tidak cukup karena perlu penguatan layanan di bidang kemaritiman dan ini selaras dengan program pemerintah yaitu tol laut sehingga kita akan memperkuat layanan informasi cuaca di laut," ujar Widada.
Kerja sama tersebut mulai dari observasi, pengolahan data sampai pada jenis layanannya termasuk juga peningkatan kualitas SDM.
"Penguatan akan dilakukan di seluruh wilayah perairan Indonesia serta sebagian di luar wilayah Indonesia yaitu samudera Hindia, Utara Filipina, Utara Papua akan kita amati karena laut tidak bisa kita batasi," tambah Widada.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018