Sungailiat, Babel (Antaranews Babel) - Alat Pencuci Lada (ACIDA) yang diciptakan petani asal Desa Mabat Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Suripto berhasil sebagai juara pertama nasional pada lomba Teknologi Tepat Guna (TTG), karena dinilai lebih praktis, murah dan dapat meningkatkan kualitas komoditas khas daerah itu.

"Suripto, petani Desa Mabat berhasil menjadi juara pertama nasional pada lomba TTG di Bali beberapa waktu lalu," kata Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Arman Agus di Sungailiat, Kamis. 

Ia mengatakan pada lomba TTG tersebut, Suripto berkesempatan mempraktekkan cara kerja ACIDA yang disaksikan oleh para tamu undangan yang mana alat tersebut memanfaatkan energi air dalam mencuci komoditas ekspor tersebut.

"Ini salah satu prestasi yang luar biasa dan ini harus terus dipertahankan serta ditingkatkan kembali oleh petani-petani lainnya," ujarnya.

Suripto (42) pencipta "ACIDA" mengatakan, biaya yang digunakan untuk memproduksi alat tersebut tidak lah besar, hanya memerlukan biaya sebesar Rp 2 juta hingga Rp 4 juta saja. 

"Kalau ukuran kecilnya habis berkisar Rp 2 juta tapi kalau ukuran besar berkisar Rp 4 juta, sudah ada yang pesan tapi kita tidak antar, diambil langsung pembelinya," kata Suripto. 

Dia mengatakan, membuat "ACIDA" dikarenakan melihat kesulitan petani termasuk dirinya ketika akan mencuci lada hasil panen harus dikerjakan secara manual yang menguras tenaga. 

Pembuatan "ACIDA" juga didasari banyaknya air yang dibutuhkan petani dalam mencuci lada hasil panen tidak bisa dirasakan semua petani. 

"Akhirnya saya membuat "ACIDA" ini, walaupun airnya tidak banyak tapi bisa mencuci lada, tapi lebih bagus lagi jika airnya banyak supaya benar-benar bersih," katanya. 

Ditambahkannya walaupun menggunakan "ACIDA" lada yang akan dicuci terlebih dulu harus direndam selama 10 hingga 15 hari supaya proses pencucian lebih mudah dan gampang.

Pewarta: Dwi HP

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018