Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Lima dari tujuh kabupaten dan kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada 2018 bebas malaria, karena tidak ditemukannya kasus atau penderita baru malaria dalam dua tahun terakhir di daerah itu.

"Saat ini dua kabupaten yang belum dinyatakan Kementerian Kesehatan bebas malaria, sementara lima kabupaten lainnya sudah bebas penyakit akibat gigitan nyamuk tersebut," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Babel Mulyono di Pangkalpinang, Minggu.

Ia mengatakan lima kabupaten/kota yang dinyatakan bebas malaria tersebut yaitu Kabupaten Bangka, Bangka Selatan, Belitung, Belitung Timur dan Kota Pangkalpinang. Sementara dua kabupaten yang belum bebas malaria yaitu Kabupaten Bangka Barat dan Bangka Tengah.

"Pada tahun ini kita memfokuskan kegiatan eliminasi nyamuk malaria di Bangka Barat dan Bangka Tengah, agar masyarakat dua kabupaten tersebut bebas penyakit akibat gigitan nyamuk tersebut," ujarnya.

Menurut dia pada 2018 di Bangka Barat dan Bangka Tengah masih ditemukan penularan dan kasus baru malaria, sehingga program pemberantasan dan penanggulangan penyakit berbasis lingkungan tersebut difokuskan ke dua kabupaten tersebut.

"Pada tahun ini kami menargetkan Bangka Barat bebas malaria dan pada 2020 ditergetkan Bangka Tengah bebas penyakit berbasis lingkungan itu," katanya.

Ia mengakui kendala dalam mengelimanasi malaria di dua kabupaten tersebut di antaranya banyak tempat perindukan nyamuk malaria, warga pendatang mengidap malaria yang bekerja di daerah itu.

"Kami cukup kesulitan menangani penularan malaria dari warga pendatang, karena kesadaran mereka untuk melaporkan ke petugas kesehatan yang rendah," katanya.

Oleh karena itu, dalam mengoptimalkan kegiatan eliminasi malaria ini perlu kerja sama lintas sektoral mengawasi warga pendatang yang mengidap malaria, membersihkan lingkungan tempat berkembangbiaknya nyamuk, peningkatan kesadaran masyarakat dalam meningkat kebersihan lingkungan dan lainnya.

"Kami menilai kesadaran masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk ini sudah cukup baik, namun tetap saja ada penularan penyakit berbasis lingkungan ini, karena sulitnya mendeteksi warga pendatang serta penambang bijih timah menderita penyakit gigitan nyamuk ini," ujarnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019