Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyesali lambannya permasalahan penutupan tambang PT Koba Tin, serta belum adanya penyelesaian areal penggunaan lain (APL) di sekitar perkantoran tersebut.

"Kita menyesali lambannya permasalahan ini, termasuk terkait perpanjangan masa penutupan selama 2,5 tahun oleh Kementrian ESDM belum juga selesai," kata Gubernur Babel, Erzaldi Rosman Djohan, di Pangkalpinang, Selasa.

Ia mengatakan, kondisi areal pertambangan PT. Koba Tin banyak dirambah masyarakat, beberapa aset rusak dan hilang entah kemana. Alam semakin rusak dan yang ditanam kembali pun tidak tepat.

Selain itu, gedung komplek perkantoran yang saat penutupan dulu masih bagus, saat ini tinggal 60 persen pondasinya saja. Oleh karena itu Pemprov Babel menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) untuk membahas penyelesaian ini.

"Dalam pertemuan ini kita mencoba mencari solusi terbaik. Saya berharap, dalam waktu dekat bisa menyelesaikan masalah APL yang lokasinya ada di sekitar kantor Koba Tin, sehingga kita dapat melangkah apa yang bisa diperbuat dan dimanfaatkan," ujarnya.

Pemprov Babel akan melibatkan masyarakat untuk memberdayakan tempat tersebut, baik sebagai sarana umum seperti fasilitas olahraga maupun tempat wisata.

Untuk pemanfaatan lahan eks tambang Koba Tin bekerjasama dengan berbagai lembaga dalam pengembangan berbagai objek pertanian seperti menanam sorgum dan serai wangi.

"Apa yang kita rencanakan ini terhalang oleh perizinan dari Kementerian ESDM yang belum selesai hingga saat ini. Maka dari itu kita meminta keseriusan PT. Koba Tin menyampaikannya secara jelas," ujarnya.

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019