Sungailiat, Babel (Antaranews Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan menerapkan teknologi yang digunakan Lembaga Riset Pemerintah Jerman dalam mereklamasi lahan bekas tambang timah kering di daerah itu.
"Kita akan menerapkan teknologi dari Jerman ini dalam mengelola lahan bekas tambang kering menjadi produktif," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bangka Kemas Arfani Rahman di Sungailiat, Rabu.
Ia menilai Lembaga Riset Pemerintah Jerman bekerja sama dengan PT Timah Tbk berhasil mereklamasi 17 hektare lahan bekas tambang kering di Desa Bukit Layang. Lembaga Riset Pemerintah Jerman tersebut terhitung 2007 telah menanam berbagai jenis tanaman seperti kelapa sawit, karet, sengon, buah-buahan dan beraneka sayur mayur di lahan kritis tersebut.
"Kita akan menerapkan teknologi ini di 18 hektare lahan bekas tambang keringdi kawasan hutan yang dirusak penambang ilegal," ujarnya.
Menurut dia teknologi ini merupakan salah satu solusi bagi pemerintah daerah dalam rangka pemanfaatan lahan bekas tambang untuk pengembangan perkebunan dan pertanian di daerah ini.
"Teknologi ini tentu diselingi dengan pupuk kompos untuk menjadikan tanah yang kering dan panas menjadi dingin, sehingga tanaman bisa tumbuh dengan baik," katanya.
Ia mengibaratkan tanaman seperti rumah. Kalau rumah tersebut dingin tentu kita sehat, tetapi jika rumah tersebut panas tentu penghuni rumah menjadi sakit.
"Kita akan mengkaji dan bertukar fikiran dengan lembaga dari Jerman ini, bagaimana untuk mendinginkan tanah bekas tambang timah ini sehingga tanaman yang ditanam tumbuh dengan baik," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Kita akan menerapkan teknologi dari Jerman ini dalam mengelola lahan bekas tambang kering menjadi produktif," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bangka Kemas Arfani Rahman di Sungailiat, Rabu.
Ia menilai Lembaga Riset Pemerintah Jerman bekerja sama dengan PT Timah Tbk berhasil mereklamasi 17 hektare lahan bekas tambang kering di Desa Bukit Layang. Lembaga Riset Pemerintah Jerman tersebut terhitung 2007 telah menanam berbagai jenis tanaman seperti kelapa sawit, karet, sengon, buah-buahan dan beraneka sayur mayur di lahan kritis tersebut.
"Kita akan menerapkan teknologi ini di 18 hektare lahan bekas tambang keringdi kawasan hutan yang dirusak penambang ilegal," ujarnya.
Menurut dia teknologi ini merupakan salah satu solusi bagi pemerintah daerah dalam rangka pemanfaatan lahan bekas tambang untuk pengembangan perkebunan dan pertanian di daerah ini.
"Teknologi ini tentu diselingi dengan pupuk kompos untuk menjadikan tanah yang kering dan panas menjadi dingin, sehingga tanaman bisa tumbuh dengan baik," katanya.
Ia mengibaratkan tanaman seperti rumah. Kalau rumah tersebut dingin tentu kita sehat, tetapi jika rumah tersebut panas tentu penghuni rumah menjadi sakit.
"Kita akan mengkaji dan bertukar fikiran dengan lembaga dari Jerman ini, bagaimana untuk mendinginkan tanah bekas tambang timah ini sehingga tanaman yang ditanam tumbuh dengan baik," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019