"Pemilu kali ini berbeda dengan pemilu sebelumnya karena ada lima pemilihan yang digabung dalam satu hajatan, yaitu pemilihan presiden dan wakil presiden, DPD, DPR RI, DPRD provinsi dan anggota DPRD kabupaten, hal ini cukup berat bagi penyelenggara, pengawas dan instansi terkait yang terlibat di dalamnya," kata Ketua Bawaslu Kabupaten Bangka Barat, Rio F Pahlevi di Muntok, Kamis.
Untuk menyukseskan pesta demokrasi itu, pada saat ini ketersediaan petugas pengawas jumlahnya tidak banyak, tidak sampai lima persen dari jumlah pemilih.
"Dibutuhkan kerja sama dan peran masyarakat dalam melakukan pengawasan partisipatif untuk bersama-sama mengawal setiap tahapan pemilihan umum," ujarnya.
Minimnya jumlah petugas pengawas dalam organisasi tersebut bisa mengakibatkan kurang maksimalnya pola pengawasan kepemiluan, jika secara serta merta disandarkan kepada Bawaslu.
"Perlu peran serta masyarakat agar pemilu berjalan sesuai mekanisme Undang Undang, berjalan secara jujur dan adil, ada transparansi pelaksanaan," katanya.
Melalui gerakan sekolah demokrasi, relawan demokrasi dan sejenisnya yang terus digencarkan pengawas dan penyelenggara diharapkan mampu meningkatkan pendidikan politik bagi generasi penerus bangsa.
Pendidikan politik sebagai pondasi kesuksesan pelaksanaan pemilu perlu terus dilakukan kepada pelajar dan pemilih pemula agar mereka semakin mengetahui tentang pola partisipasi politik yang baik.
Dengan semakin banyaknya peran serta masyarakat, khususnya generasi muda diharapkan pelaksanaan pemilu-pemilu yang akan datang akan semakin baik dan berjalan benar dalam mewujudkan pesta demokrasi aman, jujur, langsung, umum, bebas dan rahasia.
"Dengan meningkatnya peran aktif masyarakat dalam pengawasan dan 'melek' politik, kami yakin setiap pelaksanaan pemilu akan melahirkan pemerintahan yang jujur dan amanah," katanya. ***2***
Editor : Rustam Effendi
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019