Pangkalpinang (Antara Babel) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan periode Maret 2014 mencapai 71,64 ribu orang atau naik 0,15 persen dibanding Maret 2013 yang berjumlah 68,14 ribu orang.
"Kami menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar untuk mengukur tingkat kemiskinan di daerah ini," uajr Kepala BPS Babel, Herum Fajarwati di Pangkalpinang, Sabtu.
Ia mengatakan, tingkat kemiskinan meningkat dari 5,21 persen menjadi 5,36 persen selama periode Maret 2013-Maret 2014.
"Jumlah penduduk miskin di pedesaan meningkat dari 45,76 ribu orang menjadi 49,31 ribu orang atau naik 3,55 ribu orang, sedangkan di daerah perkotaan mengalami sedikit penurunan yaitu dari 22,38 ribu orang menjadi 22,33 ribu orang," katanya.
Menurut dia, peningkatan jumlah penduduk miskin di pedesaan terjadi karena ketidakmampuan masyarakat secara ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bahan makanan.
"Penduduk miskin adalah mereka yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan (GK) yang terdiri atas dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM)," ujarnya.
Ia menjelaskan, penghitungan GK dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan pedesaan. Sumber utama yang dilakukan dalam penghitungan indikator kemiskinan adalah SUSENAS.
"Pada Maret 2014 di daerah perkotaan peran GKM sebesar 70,19 persen atau sebesar Rp308.385 per kapita per bulan sedangkan di daerah pedesaan sebesar 75,46 persen atau Rp338.661 per kapita per bulan," katanya.
Sementara itu, indeks kedalaman kemiskinan naik dari 0,542 pada Maret 2013 menjadi 0,730 pada Maret 2014, sedangkan indeks keparahan kemiskinan naik dari 0,109 pada Maret 2013 menjadi 0,157 pada Maret 2014.
"Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin, namun yang perlu diperhatikan juga yaitu tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan," ujarnya.