Toboali, Bangka Selatan (ANTARA) - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, hingga akhir Juli 2019 menemukan sebanyak 40 kasus demam berdarah dengue (DBD).
"Tidak ada yang fatal, namun tetap ada yang menderita penyakit demam berdarah dengue sebanyak 40 orang penderita," Kata Kepala DKPPKB Bangka Selatan, Supriyadi di Toboali, Rabu.
Ia mengatakan sebanyak 40 orang penderita itu tersebar di beberapa kecamatan. Kendati demikian, kata dia, hal ini bukanlah kejadian luar biasa, sehingga penanganannya dilakukan dengan pengobatan secara intensif bagi pasien.
Menurut dia sSebanyak 40 orang pasien DBD di Bangka Selatan tersebar dengan rincian, 20 orang di Puskesmas Toboali, 10 orang di Puskesmas Air Gegas, satu orang di Puskesmas Air Bara dan dua orang di Puskesmas Payung, lima orang di Puskesmas Simpang Rimba dan satu orang di Puskesmas Tiram serta satu orang di Puskesmas Batu Betumpang.
Ia mengatakan jika dibandingkan dengan Juli 2018 maka kasus DBD di Bangka Selatan mengalami peningkatan sebanyak 12 kasus menjadi 40 kasus dari sebelumnya 28 kasus.
"Memang ada peningkatan kasus DBD namun ini masih bulan berjalan dan belum akhir tahun," katanya.
Menurut dia hal ini belum diperlukan pengasapan guna membunuh nyamuk dan jentik penyakit karena untuk pengasapan diperlukan penelitian terlebih dulu ke lapangan.
"Untuk pencegahan tetap dilaksanakan dengan sosialisasi dan gerakan masyarakat hidup sehat," katanya.
Selain itu, pihaknya juga mengoptimalkan penyuluhan dan menggalakan pemberantasan sarang nyamuk di Bangka Selatan serta menganjurkan masyarakat menggalakkan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik.
"Pola pemberantasan sarang nyamuk dengan cara mengajak masyarakat membuang jentik nyamuk yang ada di rumah maupun di luar rumah terutama di bak penampungan air dengan sistem 3M," katanya.