Pangkalpinang (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman Djohan mengatakan Babel relatif cukup aman terhadap ancaman gempa bumi dan tsunami, karena pulau penghasil bijih timah tersebut tidak memiliki patahan dan gunung berapi.
"Kita relatif aman dari gempa dan tsunami karena Pulau Bangka dan Belitung diapit pulau-pulau besar seperti Kalimantan, Jawa dan Sumatera," kata Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Rabu.
Ia menjelaskan meski Bangka Belitung aman dari gempa dan tsunami, namun pemerintah provinsi bekerja sama dengan BMKG akan memasang alat deteksi bencana di beberapa titik, sebagai antisipasi dini bencana tersebut.
"Kita berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan kewaspadaan, kesiapsiagaan masyarakat menghadapi potensi-potensi bencana alam selama perubahan cuaca ekstrem ini," ujarnya.
Baca juga: Masyarakat Bangka Belitung diminta waspada banjir rob
Menurut dia potensi bencana yang cukup besar terjadi di Bangka Belitung masih bersifat hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, angin puting beliung, sambaran petir, gelombang tinggi yang sering terjadi, bahkan memiliki kecenderungan meningkat setiap tahunnya.
"Kami mengimbau masyarakat selalu bersikap tenang dan waspada untuk mengantisipasi bencana alam selama musim hujan yang cukup ekstrem ini," ujarnya.
Baca juga: BMKG pasang tiga alat deteksi gempa di Bangka Belitung
Kepala BPBD Kepulauan Babel, Mikron Antariksa mengatakan mengoptimalkan pelatihan pencegahan dan penanganan korban bencana alam di desa siaga bencana, sehingga warga tangguh dan selalu siap menghadapi bencana pada musim kemarau, pancaroba dan musim hujan.
Selain itu, warga juga dilatih dalam menyusun rencana kontingensi. Misalnya terjadi bencana gempa bumi, warga sudah tahu dan bisa mengevakuasi korban bencana alam tersebut.
"Kita berharap warga yang mendapatkan pelatihan ini dapat menularkan keahliannya dalam penanganan bencana ke masyarakat lainnya di desa tersebut," sebutnya.