Pangkalpinang (ANTARA) - Jajaran Direktorat Polisi Perairan dan Udara Kepolisian Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menanam 11.000 bibit pohon manggrove di Pantai Perpat Mati Tanjung Bunga, dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional di daerah itu.
"Penanaman manggrove ini merupakan tindakan yang sangat benar dalam rangka menghadapi perkembangan dan perubahan global, terutama perubahan terhadap lingkungan alam di daerah ini," kata Kapolda Provinsi Kepulauan Babel, Brigjen Pol Anang Syarif Hidayat usai penanaman manggrov di Pantai Perpat Mati Tanjung Bunga, Jumat.
Penanaman 11.000 bibit manggrove dalam memperingati Hari Peduli Sampah Nasional bertemakan "Polri Peduli Penghijauan Pantai dan Penguatan Ekonomi Pesisir" diikuti ratusan peserta terdiri dari unsur Polairud, TNI AL, TNI AD, Brimob, Satpol PP, Basarnas, PT Timah Tbk, Pramuka dan pelajar sekolah.
"Mangrove merupakan eksensi dunia yang mendukung sektor perikanan, sebagai habitat tempat tingkat ikan, mengurangi elusi pantai, mencegah banjir, menjaga kualitas air di pesisir serta konservasi keragaman hayati, penyimpanan karbon dan menyediakan bahan-bahan alami yang penting bagi orang lain khususnya nelayan dan petani yang lain," ujarnya.
Menurut dia kerusakan mangrove banyak masalah dan penyebabnya, bisa jadi karena konversi lahan mangrove jadi penggunaan lain-lain, ilegal logging, ilegal meaning, hama maupun penyakit dan pencemaran, perluasan area tambak serta praktek budidaya yang tidak berkelanjutan, dalam hal ini menyebabkan devortasi mengakibatkan berkurangnya kualitas air dan menimbulkan polusi di daerah pesisir.
"Kegiatan ini sangat baik sekali dan bermanfaat bagi masyarakat dan semuanya, apalagi banyak sekali manfaat mangrove ini," jelas Kapolda Babel.
Ia menambahkan penanamam mangrove ini jangan hanya sebagai seremonial saja tetapi harus dilihat perkembangannya setiap minggu dan bulan, yang rusak dan mati diganti dan mengapa bisa mati dikonsultasikan dengan ahlinya supaya tidak menjadi sia-sia.
"Kita berharap dengan adanya kegiatan yang dilaksanakan dengan berbagai instansi ini menjadi satu sinergitas dan komitmen penting bahwa pelestarian lingkungan sangat lah penting," katanya.
Kapolda menegaskan hutan manggrove di Babel banyak kerusakan lingkungan dan itu harus diperbaiki, habitat dan ekosistem di pantai harus dipertahankan sebab pantai merupakan ambang batas kehidupan manusia dengan alam, sehingga harus dijaga supaya bisa dinikmati.
"Apabila ada kerusakan ekosistem mangrove yang luas, maka dari itu harus diperbaiki dengan bijak, diketahui di Indonesia hampir di semua daerah melakukan penanaman mangrove termasuk di Babel, sehingga harus dipelihara secara berkelanjutan dan dilestarikan," ujarnya.