Bangka (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan meluncurkan Gerakan Jumat Menanam Mangrove dan Jambu Mete di Kawasan Hutan Lindung Jalan Lintas Timur Kabupaten Bangka, guna melestarikan lingkungan sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat di kawasan hutan.
"Kami menargetkan gerakan menanam ini hingga Juli tahun ini sudah ditanam 1,2 juta batang mangrove dan jambu mete di kawasan hutan lindung yang mengalami kerusakan," kata Erzaldi Rosman Djohan usai melakukan penanaman di Kawasan Hutan Lindung Lintas Timur Bangka, Jumat.
Ia mengatakan Gerakan Jumat Menanam kali ini, Pemerintah Provinsi Kepulauan Babel bermitra dengan Pemkab Bangka, Polri, TNI, LSM pencinta lingkungan dan kelompok tani akan menanam 10 hektare jambu mete dan empat hektare mangrove di kawasan hutan lindung Jalan Lintas Timur.
"Pada puncak penanaman jambu mete dan mangrove yang jatuh pada Hari Mangrove Sedunia, kita akan mengundang Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Siti Nurbaya Bakar untuk ikut menanam mangrove dan jambu mete di kawasan hutan lindung ini," ujarnya.
Menurut dia, pemerintah provinsi memilih dua komoditas untuk dikembangkan, karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi untuk meningkatkan ekonomi kesejahteraan masyarakat.
"Kita sudah mempersiapkan industri hilir pengolahan buah mangrove dan jambu mete menjadi berbagai produk seperti minuman dan makanan, sehingga kelompok tani dan mitra lebih bergairah merawat dan memelihara tanaman yang ditanam ini," katanya.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kepulauan Babel, Marwan mengatakan gerakan jumat menanam ini pekan depan akan digelar di Hutan Lindung Jebus Teluk Limau dan kegiatan ini terus bergulir hingga penanaman manggrove dan jambu mete mencapai 1.200 batang.
"Kita bersama BBDAS Cerucuk telah menyediakan ribuan bibit manggrove dan jambu mete untuk menyukseskan gerakan Jumat Menanam ini," ujarnya.
Menurut dia tanaman manggrove dan jambu mete yang telah ditanam ini nantinya akan diserahkan kepada kelompok tani untuk menjaga, merawat tanaman tersebut, sehingga mereka dapat memanen buah manggrove dan mete untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
"Gerakan ini tidak hanya untuk menghijaukan kawasan hutan yang kritis, tetapi juga untuk meningkatkan perekonomian masyarakat," katanya.*