Pangkalpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan mengeluarkan kebijakan agar perusahaan tambak udang untuk mengekspor udang di pelabuhan Babel, guna meningkatkan pendapatan asli daerah dan kesejahteraan masyarakat daerah itu.
"Saya ingin perusahaan tambak udang membuat sendiri prosesing ekspor langsung dari pelabuhan Babel ke negara tujuan, agar menambah pendapatan daerah ini," kata Gubernur Kepulauan Babel, Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Sabtu.
Ia mengatakan selama ini perusahaan tambak udang di Bangka Belitung melakukan ekspor hasil tambak melalui Pelabuhan di Jakarta, Lampung dan daerah lainnya, sehingga kegiatan bisnis ini tidak menimbulkan dampak terhadap kemajuan daerah.
"Ekspor melalui pelabuhan daerah lain ini tentu kurang berdampak baik terhadap pendapatan daerah dan nilai ekspor Babel juga menjadi kecil yang seharusnya lebih besar dibandingkan daerah lainnya," ujarnya.
Kepala Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Pangkalpinang M Darwin menyebutkan nilai ekspor udang vaname dari petani Babel selama 2019 mencapai Rp1 triliun atau mengalami peningkatan 82 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Ekspor udang vaname yang dilakukan 11 perusahaan di Bangka Belitung selama 2019 mencapai 3.600 ton dengan nilai Rp1 triliun, yang antara lain ke Vietnam, Singapura, dan Australia," katanya.
Menurut dia, meski nilai ekspor udang vaname ini tinggi, namun disayangkan pengusaha tidak bisa langsung mengekspor udang dari Bangka Belitung ke negara tujuan, karena fasilitas pelabuhan yang tidak memadai untuk sandar kapal skala besar.
"Kita cukup menyayangkan pengiriman udang vaname ini masih dengan cara ditampung oleh pengusaha-pengusaha di Jakarta, Lampung, atau Surabaya, sehingga ekspor udang ini tidak berdampak terhadap peningkatan pendapatan daerah," katanya.