Pangkalpinang (ANTARA) - Laboratorium Biologi Molekuler Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang (RSBT) setiap harinya mampu memeriksa ratusan spesimen untuk pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) guna mendeteksi seseorang terpapar corona virus desease (COVID-19).
Sejak dioperasikan pada 28 Mei lalu hingga hari ini laboratorium ini telah memeriksa 384 sampel baik untuk pasien rujukan, permintaan internal perusahaan maupun permintaan pemeriksaan secara mandiri.
Penanggungjawab Laboratorium Biologi Molekuler RSBT Pangkalpinang, dr. Nafiandi, SpPK menjelaskan kemampuan alat PCR di RSBT dalam sekali running mencapai 384 sampel, namun hal ini belum bisa terpenuhi lantaran ekstraksi RNA dilakukan secara manual.
"Ekstraksi RNA dilakukan secara manual dan kemampuan ini akan meningkat sesuai dengan jam terbangnya, makin lama makin lancar. Awalnya kita ekstraksi belasan sampel perhari sampai hari ini kita bisa ekstraksi seratusan sampel per hari," ujarnya.
Dr. Nafiandi menjelaskan, hasil dari pemeriksaan PCR ini dapat diketahui dalam satu hari yang sama asalkan sampel spesimen dikirimkan ke laboratorium sebelum jam 8 pagi. Jika sampel dikirimkan lewat dari jam 8 pagi maka sampel kan diperiksa keesokan harinya sedangkan hasilnya akan keluar pada sore harinya.
"Itu semua kalau pemeriksaan berlangsung lancar, sehingga tidak memerlukan pengulangan running sampel. Jadi kita mengerjakan sampel mulai jam 08.00 sampai diketahui hasilnya," katanya.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan untuk menentukan seseorang terkonfirmasi positif COVID-19 setidaknya diperlukan dua kali uji swab. Hal ini tergantung hasil pemeriksaan spesimen pertama. Ia juga mengingatkan agar orang tidak terburu-buru menjustifikasi seseorang terpapar COVID-19 jika belum diketahui hasil swabnya.
"Saat ini untuk menentukan seseorang terpapar COVID-19 atau tidak baru bisa dilakukan dengan tes swab PCR, karena saat ini dinilai yang paling akurat," katanya.
Dengan adanya pemeriksaan PCR di RSBT ini dapat mempercepat mengetahui hasil pemeriksaan seseorang tanpa harus dikirim ke luar daerah lagi. Selain itu juga, proses penanganan juga dapat dilakukan lebih cepat dan tepat sehingga dapat memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Mulia, salah satu warga Jalan Mentok mengatakan dengan adanya dua laboratorium yang bisa melakukan pemeriksaan PCR di Babel, seharusnya penanganan COVID-19 bisa dilakukan lebih cepat. Pasalnya, hasilnya lebih cepat diketahui.
"Kalau dulu kan harus kirim ke Palembang atau Jakarta yang nunggu hasilnya bisa beberapa hari bahkan seminggu. Nah yang diambil swabnya sudah berkeliaran kemana-mana kan ini yang berbahaya, Kalau hasilnya cepat negatif atau positif kan bisa langsung ditangani. Kalau positif bisa langsung tracking orang yang kontak erat biar cepat di test juga jadi penyebarannya enggak makin banyak," katanya.
Dengan meningkatnya jumlah kasus positif COVID-19 di Babel dalam beberapa hari ini, membuat dirinya semakin khawatir. Ia menyebutkan di satu sisi ini menjadi hal yang baik karena penanganan bisa dilakukan dengan cepat, namun disisi lain ini juga menjadi ancaman penyebaran yang semakin meluas.
"Kalau istilah orang itu transmisi lokal dan coba perhatikan kalau kita liat di berita-berita ini yang banyak positif kan orang tanpa gejala, ini yang membuat kita harus hati-hati betul. Karena siapa saja bisa jadi penular bahkan orang itu pun tidak tau kalau dia kena virus ini," katanya,
Ia berharap, kedepannya akan ada rapid test massal yang dilakukan bagi masyarakat khususnya daerah-daerah yang jumlah kasusnya terus meningkat, sehingga tidak memberikan kekhawatiran yang berlebihan.
"Rapid test kan memang belum tentu akurat, tapi setidaknya mendeteksi. Ya kalau kita ini berat mau rapid test bayar mahal soalnya, makanya kalau bisa ada test masal jadi kita setidaknya merasa aman dulu, kalaupun hasilnya reaktif kan bisa langsung ditangani," harapnya.