Pangkalpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendorong pembangunan pabrik tandan kering kelapa sawit, guna mengolah ekspor limbah komoditas itu menjadi produk briket ke Jepang.
"Kita sudah mempersiapkan pabrik tandan kering kelapa sawit untuk meningkatkan ekspor cangkang dan briket limbah kelapa sawit ke Jepang," kata Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Senin.
Ia mengatakan pembangunan pabrik tandan kering sawit ini, guna mendukung ekspor cangkang dan brikat limbah kelapa sawit ke Jepang untuk meningkatkan nilai tambah komoditas perkebunan tersebut untuk mempercepat perekonomian masyarakat di tengah pendemi COVID-19.
"Pada bulan ini kita telah mengekspor 10.000 ton cangkang sawit dan November tahun ini kembali akan mengekspor 10.000 ton lagi limbah buah kelapa sawit tersebut ke Jepang," katanya.
Sementara itu, pada 2021 nanti Bangka Belitung akan mengekspor cangkang kelapa sawit berbentuk produk briket yang memiliki nilai tambah yang lebih besar.
"Tahun depan ekspor komoditas ini ditingkatkan lagi nilai tambahnya. Kita tidak hanya mengekspor cangkang, tetapi juga berbentuk brikat sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat dan devisa negara khususnya Bangka Belitung," katanya.
Menurut dia cangkang sawit ini dimanfaatkan oleh perusahaan di Jepang sebagai bahan baku pembangkit tenaga listrik.
"Sebetulnya cangkang sawit kering ini diproses lagi oleh perusahaan di Jepang menjadi brikat sebagai bahan bakar pembangkit energi listrik," ujarnya.
Ia berharap dengan adanya pabrik tandan kering sawit ini akan meningkatkan ekspor dan nilai tambah komoditas ini. Tidak hanya meningkatkan nilai jual kelapa sawit, tetapi juga dapat menyerap tenaga kerja di daerah ini.
"Saya yakin dengan adanya pabrik ini, maka akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat akan tumbuh luar biasa selama pendemi Covid-19 ini," katanya.