Pangkalpinang (ANTARA) - PT Timah Tbk menyalurkan membangun jembatan kayu sepanjang 95 meter di dalam kawasan objek wisata hutan manggrove Desa Kurau Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sebagai komitmen perusahaan dalam mengembangkan pariwisata dan perekonomian masyarakat.
"Alhamdulillah, bantuan PT Timah ini sangat bermanfaat dan membantu kelompok untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di hutan manggrove ini," kata Ketua Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan (HKM) Hutan Manggrove Kurau, Maliki di Desa Kurau, Selasa.
Ia mengatakan bantuan pembangunan jembatan berbahan kayu berlanyai papan sepanjang 95 meter di dalam kawasan hutan manggrove dan pembangunan gerbang bambu di pintu masuk hutan konservasi ini, tentunya mempermudah akses wisatawan menikmati keasrian dan keindahan alam hutan ini.
"Dengan adanya akses jembatan ini, tentunya wisatawan lokal, nasional dan internasional lebih mudah dan santai menikmati keindahan floura dan fauna di dalam kawasan hutan manggrove ini," ujarnya.
Selain itu, bantuan PT Timah ini juga penataan objek wisata manggrove ini lebih tertata rapi dan tidak lagi terkesan kumuh yang akan mengganggu kenyamanan pengunjung berkeliling dan memasuki hutan wisata yang dikembangkan seluas enam hektare ini.
"Alhamdulillah, kunjungan wisatawan di tengah pendemi COVID-19 ini masih normal yang berdampak terhadap peningkatan ekonomi warga desa ini," katanya.
Menurut dia pengembangan hutan ini memiliki konsep rehabilitasi mangrove yang dekat dengan lingkungan warga dan untuk edukasi dan ekowisata, pihaknya menawarkan program konservasi mangrove seluas 600 hektare. Setelah melalui proses verifikasi, Kementerian Kehutanan memberikan izin rehabilitasi mangrove dengan luas 213 hektare.
"Kita kedepannya akan lebih mengembangan kawasan hutan wisata manggrove lebih baik yang didukung fasilitas dan sarana memadai," katanya.
Ia mengucapkan terima kasih kepada PT Timah yang telah membantu masyarakat untuk membangun sarana dan prasana pendukung pengembangan hutan wisata manggrove ini.
"Selama ini, kami secara swadaya telah mengembangkan kawasan ini, tetapi masih terbatas karena keterbatasan anggaran untuk membangun sarana prasana pendukung objek wisata ini," katanya.