Pangkalpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melatih tenaga kesehatan menggunakan GeNose C19, alat deteksi virus corona buatan UGM.
"Kita harus terus berupaya untuk mengetahui siapa saja yang berpotensi menyebarkan virus corona ini dan melakukan tindakan pencegahan agar jumlah kasus COVID-19 tidak semakin bertambah," kata Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan saat meninjau pelatihan tenaga kesehatan di Pangkalpinang, Minggu.
Ia mengatakan, GeNose C19 akan digunakan untuk melakukan pemeriksaan dalam kegiatan pemerintah provinsi yang menghadirkan banyak orang serta kegiatan perlombaan olahraga.
"Kita sudah pesan alat ini pada 1 Februari 2021 lalu dan alhamdulillah alat ini cepat sampai di Babel. Kebetulan kita pernah ada kerja sama dengan UGM, jadi dapat duluan," katanya.
Sandi, petugas yang melatih tenaga kesehatan menggunakan GeNose C19, mengatakan bahwa pendeteksi penularan virus corona itu sangat sensitif terhadap udara.
"Alat ini sangat sensitif. Para petugas tidak diperbolehkan mendekatkan diri pada alat jika telah menggunakan parfum, handsanitazer, alkohol, karena dapat mengganggu sensor," katanya.
Ia juga menjelaskan tata cara penggunaan GeNose C19. Menurut dia, orang yang hendak menjalani pemeriksaan menggunakan GeNose tidak diperbolehkan makan atau merokok sejak 30 menit sebelum diperiksa.
Orang yang hendak diperiksa, dia mengatakan, harus menghirup udara dari hidung dan mengeluarkannya dari mulut dengan tetap menggunakan masker sebanyak dua kali.
Setelah itu, ia melanjutkan, orang yang hendak diperiksa harus menghirup udara dari hidung dan meniupkan udara pada kantong udara. Udara dalam kantong itu kemudian akan diperiksa menggunakan GeNose.
"Kurang dari dua menit hasil akan keluar. Menggunakan alat ini sangat mudah," kata Sandi, menambahkan, biaya sekali pemeriksaan menggunakan GeNose hanya Rp20.000.