Toboali, Bangka Selatan, 15/2 (Antara Babel) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung meminta petani mengoptimalkan pemanfaatan mesin pelet ikan yang telah disalurkan kepada pembudidaya ikan air tawar.
"Pada tahun lalu, kami telah menyalurkan lima unit mesin pembuat pelet ikan air tawar, namun pemanfaatan dan produksi mesin tersebut masih rendah," ujar Kepala DKP Bangka Selatan, Suryadi Budi Santoso di Toboali, Jumat.
Ia menjelaskan, bantuan mesin pembuat pelet ikan air tawar, seperti lele, nila, gurami, bawal, patin, ikan mas dan lainnya ini dalam upaya menekan biaya pembesaran ikan air tawar yang tinggi, karena untuk memenuhi kebutuhan petani, hampir 100 persen pakan ikan dipasok dari luar daerah.
Selain itu, bantuan ini untuk memancing minat petani untuk mengembangkan dan meningkatkan produksi ikan air tawar, sehingga akan meningkatkan kesejahteraan petani.
"Pada tahun ini, program bantuan mesin pembuat pakan ikan tidak ada, karena pemanfaatan mesin yang sudah disalurkan belum maksimal," ujarnya.
Ia mengatakan, kelompok pembudidaya ikan yang mendapat bantuan jarang mengoperasikan mesin pembuat pelet karena mereka menilai pelet yang mereka hasilkan kurang berkualitas sehingga memperlambat pertumbuhan ikan peliharaan.
"Mereka lebih memilih membeli pakan ikan di toko, meski harga pakan ikan tersebut tinggi," ujarnya.
Menurut dia, bagi petani ikan yang bermodal besar, tentu bisa mengatasi kenaikan harga pakan ikan tersebut, namun petani yang memiliki modal kecil tentu akan menghentikan usaha budidaya ikan air tawar tersebut.
"Dalam waktu dekat ini, kami akan kembali meninjau operasional mesin pembuat pelet ini, apabila petani belum mengoptimalkan mesin ini, maka mesin ini akan dialihkan ke kelompok lainnya yang lebih membutuhkan," ujarnya.
Ia mengatakan, pengalihan mesin pembuat pelet ke kelompok lain, agar mesin bantuan ini lebih tepat sasaran dan bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas ikan air tawar.
"Cukup disayangkan, apabila mesin yang benilai puluhan juta ini tidak dimanfaatkan dengan baik dan diharapkan kelompok petani ikan yang akan mendapatkan bantuan ini untuk lebih memanfaatkan mesin ini untuk menekan biaya pemeliharaan dan pembesaran ikan," ujarnya.