Mentok, Bangka Barat (ANTARA) - Satuan Tugas Pengendalian COVID-19 Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung belum menemukan kluster baru penyebaran virus corona jenis baru setelah lebaran.
"Seluruh pasien yang dinyatakan positif terpapar COVID-19 setelah lebaran merupakan hasil pengembangan dan pemeriksaan dari kasus sebelumnya," kata Juru Bicara Satgas Pengendalian COVID-19 Kabupaten Bangka Barat, M. Putra Kusuma di Mentok, Jumat.
Ia menjelaskan, setelah Idul Fitri 144 Hijriah ditemukan sebanyak 208 kasus baru yang sebagian besar merupakan hasil pengembangan dan pemeriksaan terhadap pasien yang sebelumnya sudah dinyatakan positif COVID-19.
Sebanyak 208 kasus baru tersebut dikonfirmasi pada Sabtu (15/5) sebanyak empat kasus, Minggu (16/5) 13 kasus, Senin (17/5) 26 kasus, Selasa (18/5) 29 kasus, Rabu (19/5) 21 kasus, Kamis (20/5) 48 kasus dan pada hari ini ditemukan 67 kasus baru.
Menurut Putra, kasus baru yang ditemukan tersebut sebagian besar merupakan kluster keluarga hasil pengembangan kasus sebelumnya dan belum ditemukan adanya kluster baru setelah masa libur lebaran.
"Hanya ada beberapa kasus yang ditemukan berdasarkan hasil pemeriksaan dari warga yang akan melakukan perjalanan keluar Pulau Bangka," katanya.
Dengan adanya peningkatan kasus dan diperkirakan akan terus bertambah tersebut Pemkab Bangka Barat melalui Satgas Pengendalian COVID-19 di tingkat kabupaten hingga desa bersama seluruh instansi terkait lainnya akan terus menggencarkan sosialisasi dan edukasi agar masyarakat semakin paham dan disiplin menjalankan protokol kesehatan guna mengendalikan penularan virus.
Selain meningkatkan kesadaran tersebut, kata dia, Pemkab juga akan menambah kapasitas Wisma Karantina Pemkab Bangka Barat dan mendorong pemerintah desa dan kelurahan untuk menyiapkan wisma karantina masing-masing.
Sejak pandemi COVID-19 berlangsung, jumlah kasus warga yang terpapar virus corona jenis baru di daerah itu sebanyak 1.770 orang, 22 kasus meninggal dunia, 1.503 pasien dinyatakan sembuh dan sebanyak 245 pasien masih menjalani isolasi, karantina dan perawatan.
"Perlu gotong-royong agar bisa bersama-sama keluar dari pandemi, tanpa adanya kesadaran patuh protokol kesehatan akan sulit mengendalikan penularan virus tersebut," ujarnya.