Pangkalpinang (ANTARA) - Direktur Utama PT Danareksa Investment Management (DIM), Marsangap P. Tamba mengatakan pertumbuhan investor reksa dana mencapai 38,85 persen sehingga cocok sebagai instrumen investasi.
"Berdasarkan data KSEl, jumlah "Single Investor Identification" (SID) investor reksa dana meningkat lebih dari 300 persen dalam waktu kurang dari tiga tahun dan secara YTD April 2021 sudah tumbuh hampir 39 persen menjadi 4,4 juta SID," kata Marsangap P. Tamba dalam siaran pers yang diterima Antara di Pangkalpinang, Senin.
Menurut dia, trend perkembangan perkembangan jumlah investor ritel yang luar biasa dalam tiga tahun terakhir dan melihat perkembangan dinamika makro ekonomi dan pasar modal sepanjang tahun 2021, menunjukkan reksa dana dipandang tetap berpotensi untuk menjadi salah satu alternatif investasi.
Marsangap menyambut baik perkembangan tersebut dan meyakini pertumbuhan investor domestik akan mampu menjadi salah satu penopang pertumbuhan investasi dalam jangka panjang, hal ini seiring dengan strategi DIM untuk mengoptimalkan kanal distribusi perbankan maupun fintek untuk menggapai segmen ritel.
Selain itu, Perseroan memandang segmen ini dengan serius dibuktikan dengan peluncuran aplikasi mobile InvestASIK pada 2019 dan disertai dengan pengembangan secara kontinyu
"Untuk tahun ini, DIM menargetkan pertumbuhan dana kelolaan dari segmen ritel mencapai lebih dari 50 persen dari posisi tahun sebelumnya. Perseroan menekankan penjualan produk reksa dana open end untuk ke depan dengan penekanan penjualan dari kedua aspek tersebut kami yakini akan berdampak baik bagi sustainabilitas dana kelolaan Perseroan," katanya.
Menurut dia, reksa dana dengan berbagai jenis dan karakteristiknya dipandang sesuai dalam berbagai iklim investasi, bahkan dalam kondisi terpengaruh pandemi, investor masih mencari reksa dana untuk opsi investasinya.
Ia mengatakan, dalam setahun terakhir pertumbuhan unit penyertaan terdorong oleh reksa dana berbasis suku bunga, seiring dengan pemulihan ekonomi dan kebijakan makro yang pro growth serta akses informasi, investor terlihat melakukan penyeimbangan portofolionya.
Era suku bunga rendah akan mendorong investor untuk mencari opsi investasi selain reksa dana pasar uang yang setahun terakhir dana kelolaannya tumbuh pada kisaran 50 persen, antara lain ke pasar saham.
"Kami melihat dari sisi investor, likuiditas tetap menjadi salah satu yang menarik. Reksa dana pasar uang kami yakni Danareksa Seruni Pasar Uang II mencatat pertumbuhan dana kelolaan YTD di atas Rp1 triliun. Di satu sisi, mulai terlihat adanya pergerakan reksa dana berbasis saham. Penanganan pandemi melalui implementasi kebijakan fiskal dan moneter yang bersifat pro growth dan relaksasi beberapa peraturan merupakan faktor yang akan menggerakkan pemulihan ekonomi termasuk kinerja emiten," ujarnya.
Ia menjelaskan, reksa dana berbasis saham DIM memiliki cakupan luas, salah satunya adalah Reksa Dana Danareksa Mawar yang berfokus pada alokasi investasi pada emiten saham yang termasuk dalam LQ45.
"Pemulihan ekonomi akan diiringi dengan pemulihan kinerja emiten berkapitalisasi besar. Likuiditas tinggi atas emiten berkapitalisasi besar menjadi daya tarik utama reksa dana ini," Marsangap menambahkan.
Ia menyampaikan, Perseroan bersyukur atas kepercayaan investor pada reksa dana DIM. Sejauh ini YoY April 2021, reksa dana Perseroan tumbuh 25 persen, pertumbuhan dana kelolaan reksa dana bukan hanya tumbuh dari peningkatan harga aset namun juga dari pertumbuhan unit penyertaan baik reksa dana berbasis suku bunga maupun berbasis saham dengan total pertumbuhan unit YoY 16 persen.
Untuk itu, kata dia, DIM tetap akan menjalankan kebijakan investasi yang mengedepankan faktor fundamental dan kehati-hatian pemilihan setiap underlying investasinya dengan terus mencermati dinamika makro dan pasar.
PT Danareksa Investment Management (DIM) merupakan anak perusahaan dari PT Danareksa (Persero) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, perusahaan ini diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
PT DIM memperoleh izin sebagai Manajer Investasi, berdasarkan SK BAPEPAM Nomor KEP 27/PM MI/1992. DIM menjadi Manajer Investasi pertama yang meluncurkan reksa dana di Indonesia pada Juli 1996 dengan mengeluarkan Danareksa Melati, Danareksa Anggrek, dan Danareksa Mawar, tepat setelah Pemerintah RI mengeluarkan UU Nomor 8/1995 tentang Pasar Modal. Adapun total total AUM per April 2021 adalah sebesar Rp41,3 triliun dari produk reksa dana, investasi alternatif, serta kontrak pengelolaan dana.