Tokyo (Antara Babel) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiba di Bandara Internasional Haneda, Tokyo, Jepang, Minggu malam sekitar pukul 21.49 waktu setempat untuk memulai kunjungan kenegaraannya di negara itu.
Presiden Jokowi bersama rombongan yang menumpang pesawat kepresidenan bertolak ke luar negeri dari Bandara Internasional Halim Perdana Kusumah, Jakarta, Minggu siang (22/3) sekitar pukul 12.30 WIB untuk memulai kunjungan kenegaraannya ke tiga negara yakni Jepang, Tiongkok, dan Malaysia.
Presiden dan rombongan setiba di Tokyo disambut oleh Kepala Protokol Jepang Jun Yamakazi, Dubes Indonesia untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra, Wamenlu Parlemen Jepang Takashi Uto, serta Duta Besar LBPP Jepang untuk RI Yazuaki Tanizaki.
Presiden didampingi Ibu Negara Iriana Widodo menuruni pesawat tepat pada pukul 22.00 waktu setempat sementara suhu udara saat itu sekitar 10 derajat Celcius.
Rencananya, di Jepang, Presiden dijadwalkan akan melakukan sejumlah pertemuan di antaranya dengan Kaisar Jepang dan menghadiri forum bisnis dengan seribu pengusaha Jepang yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama yang dititikberatkan pada bidang ekonomi.
Dalam lawatannya kali ini, Jokowi didampingi sejumlah Menteri Kabinet Kerja di antaranya Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, Kepala BKPM Franky Sibarani, dan akan melakukan kunjungan ke dua negara Asia Timur, Jepang dan Tiongkok, mulai 22 hingga 28
Maret.
Kunjungan Presiden dan rombongan ke Tokyo dilakukan pada 22-25 Maret, sedangkan di Beijing dan Hainan pada 26-27 Maret.
Kemudian, Presiden Jokowi dan rombongan akan kembali ke Tanah
Air pada 28 Maret 2015 setelah mengunjungi Malaysia untuk menghadiri upacara pernikahan salah satu pejabat di negeri itu.
Counsellor/Kepala Bagian Penerangan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Jepang Takeyama Kenichi menyebutkan Jepang dan Indonesia, sebagai negara maritim dan negara demokratis yang mewakili Asia, diharapkan sepakat dalam memperkuat kemitraan strategis.
"Jepang dan Indonesia merupakan mitra strategis yang saling
berbagi nilai-nilai dasar dan keuntungan strategis serta bersama-sama berkontribusi dalam menyelesaikan berbagai permasalahan wilayah dan
masyarakat internasional," katanya.
Menurut dia, Jepang memandang Indonesia sebagai sosok pemimpin
ASEAN dimana Indonesia memegang peranan besar dalam stabilitas wilayah dan kemakmuran dengan populasi dan GDP Indonesia mencapai 40 persen dari total populasi dan GDP ASEAN.
Jepang juga memandang Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan perekonomian yang mantap serta mempunyai masyarakat kelas menengah yang terus tumbuh sehingga melatarbelakangi meningkatnya keinginan perusahaan Jepang untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Jepang merupakan mitra strategis Indonesia dalam 10 tahun terakhir dan mitra dagang terbesar ketiga dengan nilai perdagangan sebesar 40,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Jepang juga merupakan investor terbesar kedua di Indonesia
dengan nilai (investasi) sekitar 2,7 miliar dolar AS pada 2014.
Selain itu, jumlah wisatawan Jepang yang datang ke Indonesia mencapai 480 ribu orang sehingga Jepang menempati posisi terbesar kelima untuk Indonesia.