Port-au-Prince (ANTARA) - Istri Presiden Haiti Jovenel Moise yang terbunuh pada Rabu (6/10) mengatakan bahwa dia tidak akan beristirahat sampai para pembunuh suaminya diadili.
Istri Jovenel Moise, Martine Moise, menyampaikan hal itu setelah sebuah sidang pengadilan atas pembunuhan suaminya.
Martine pergi menemui hakim yang bertanggung jawab atas penyelidikan kematian Moise pada Juli dan mengatakan dia menjawab sejumlah pertanyaan selama beberapa jam.
Dalam sebuah pernyataan mendadak dari gedung pengadilan, Martine mendesak siapa pun yang memiliki informasi untuk maju.
"Semua orang mengatakan bahwa di negara saya, kami tidak akan mendapatkan keadilan. Bahkan jika orang mengatakan ini kepada saya. Di situlah saya akan mulai mencari keadilan," kata Martine Moise.
"Kami akan meminta keadilan pada pagi, siang, malam, karena saya tidak akan berhenti sampai saya mendapatkan keadilan," ujarnya.
Pihak berwenang Haiti mengatakan bahwa lebih dari 40 orang telah ditangkap sehubungan dengan pembunuhan Presiden Jovenel Moise. Namun, masih belum jelas siapa yang mendalangi operasi pembunuhan itu dan bagaimana mereka bisa mendapatkan akses ke kediaman presiden.
Moise ditembak mati di rumahnya oleh kelompok yang sebagian besar terdiri dari tentara bayaran Kolombia.
Kerumunan berkumpul di luar gedung pengadilan untuk mendukung Martine Moise, dengan meneriakkan slogan-slogan yang menentang penjabat kepala negara saat ini Ariel Henry.
Kemudian, perkelahian pun pecah antara pendukung Moise dan pencelanya.
Martine Moise baru-baru ini menyelesaikan tur kecil di negara asalnya setelah absen lama setelah pembunuhan suaminya.
"Saya tidak berharap hal ini terjadi pada siapa pun," kata Martine.
Dia mengaku telah menikah dengan Jovenel Moise, yang merupakan mantan importir pisang, selama 25 tahun.