Mataram (Antara Babel) - Penyelesaian konflik Partai Golkar tampaknya belum menemukan titik terang padahal pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak tinggal beberapa bulan lagi, bahkan kini sudah memasuki tahapan penjaringan oleh partai politik.
Meski PTUN Jakarta sudah menyampaikan putusan pada Senin (18/5) yang menyatakan bahwa kepengurusan Partai Golkar hasil Munas Riau 2009 sebagai kepengurusan yang sah, namun konflik di tubuh partai berlambang pohon beringin ini belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Kubu Golkar pimpinan Agung Laksono selaku penggugat intervensi telah mengajukan banding. Hal ini tentu membutuhkan proses panjang. Sementara dalam waktu dekat Golkar dihadapkan pada agenda pilkada termasuk di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, yang menyelenggarakan pemilihan wali kota dan wakil wali kota pada 9 Desember 2015.
Namun bagi pasangan petahana dari paket H Ahyar Abduh dan H Mohan Roliskana atau "Aman" tidak terlalu risau, pasangan petahana ini telah memastikan diri terus melaju ke ke panggung Pilkada 9 Desember 2015.
Pelaksana tugas (Plt) Ketua DPD Partai Golkar Kota Mataram kubu Agung Laksono, H Mohan Roliskana pekan lalu (20/5) mengatakan putusan PTUN terhadap Partai Golkar tidak akan mempengaruhi pencalonan paket "Aman" dalam Pilkada 2015.
"Putusan PTUN itu tidak ada pengaruh berarti bagi paket 'Aman' dan apapun putusan PTUN, 'Aman' tetap akan maju dan Golkar di Mataram tidak ada masalah," katanya Mohan yang juga menjabat sebagai Wakil Wali Kota Mataram.
Bapak tiga anak ini mengatakan, paket "Aman" tetap bisa mengikuti dan mendaftar sebagai calon wali kota dan wakil wali kota dengan menggunakan beberapa partai politik yang sudah mendapatkan rekomendasi dari DPP untuk mengusung pasangan tersebut.
"Prinsipnya, tanpa Golkar 'Aman' akan tetap melaju ke Pilkada 9 Desember 2015. Bahkan, dalam waktu dekat kita segera menggelar deklarasi untuk mempercepat proses kerja partai" katanya.
Bagi Mohan dukungan dari partai-partai yang sudah menyatakan siap memberikan dukungannya itu memberi semangat dan amunisi kuat "Aman" untuk terus melanjutkan langkah bertarung dalam pilkada.
Kendati "Aman" tidak bisa melakukan intervensi secara utuh terhadap beberapa partai yang sudah didatangi dan mendaftar sebagai bakal calon kepala daerah, namun diharapkan lamaran ke beberapa partai bisa diterima.
"Kalau hingga saat ini kita belum mendapatkan jawaban pasti, kemungkinan ada hal lain yang masih menjadi pertimbangan partai bersangkutan," katanya.
Calon Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh memprediski dari hasil komunikasi politik yang sudah dilakukan dengan beberapa partai pemenang pemilu anggota legislatif di DPRD Kota Mataram, paket "Aman" akan mendapatkan dukungan 11 kursi.
Jumlah itu sudah melampaui persyaratan dukungan pasangan calon dari partai politik yang menyebutkan 20 persen dari jumlah kursi di DPRD.
Kursi di DPRD Kota Mataram saat ini sebanyak 40 kursi dari 15 partai pemenang pemilu. Dengan demikian, "Aman" minimal membutuhkan delapan kursi.
Saat ini, kata Ahyar Abduh yang juga menjabat Wali Kota Mataram, komitmen dari para anggota dewan pemilik delapan kursi itu sudah ada titik terang yakni dua kursi dari Partai Hanura, PKPI dan Nasdem, dan masing-masing satu kursi dari PKB, PAN.
"Bahkan dari Partai PKPI dan Nadsem sudah menyerahkan rekomendasi dukungan secara resmi ke 'Aman'," kata Ahyar.
Kendati sudah mencukupi, tetapi paket "Aman" masih menunggu satu partai lagi yakni PKS yang sampai sekarang masih dalam proses di tingkat DPP.
Jika PKS dengan tiga kursi mendapatkan rekomendasi mendukung "Aman", maka "Aman" akan diusung 11 kursi dari enam partai di luar Golkar.
"Namun jika sebelum pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum Kota Mataram, konflik Golkar sudah selesai, maka kita bisa maju menggunakan 20 kursi, sebab Golkar sendiri memiliki sembilan kursi. Ini tentu akan menjadi koalisi yang luar biasa," kata Ahyar yang juga menjadi Ketua DPD Partai Kota Mataram kubu Aburizal Bakrie.
Komitmen "Aman"
Pengalaman pasangan "Aman" dalam memimpin Kota Mataram periode lima tahun pertama (2010-2015) juga menjadi motivasi besar pasangan ini untuk melanjutkan berbagai program yang telah dirancang ke depan.
"Komitmen kami adalah melakukan perbaikan di Kota Mataram agar menjadi lebih baik lagi dan sejahtera," kata bapak dari enam anak ini.
Ia mengatakan, paket "Aman" merasa bangga karena mendapatkan kepercayaan dari sejumlah partai koalisi. Karena itu, amanah yang dititipkan masyarakat melalui partai koalisi akan dipegang sebaik-baiknya.
"Untuk memenuhi harapan masyarakat kami juga bertekad akan bekerja sungguh-sungguh untuk Mataram," kata Ahyar.
Beberapa program besar dan pekerjaan rumah (PR) yang hendak dilaksanakan akan dituntaskan dalam mewujudkan tiga program unggulan Kota Mataram.
Tiga program unggulan tersebut adalah pemberdayaan sumber daya manusia, peningkatan ekonomi kerakyatan dan peningkatan infrastruktur perkotaan, yang wujudnya antara lain peningkatan dalam bidang pendidikan, pelayanan kesehatan, penataan rumah tidak layak huni, pembinaan wirausaha, penataan pedagang kaki lima (PKL) dan sektor lainnya.
Sementara dalam bidang infrastruktur di antaranya revitalisasi Pantai Ampenan, pembangunan waduk, pembangunan tempat pelelangan ikan, pasar barang antik dan fasilitas lainnya.
Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana mengatakan akan merealisasikan rencana pembangunan tepat pelelangan ikan di belakang Pasar ACC (Ampenan City Center) jika terpilih kembali menjadi wakil kepala daerah.
"Banyak rencana besar yang akan kita bangun jika paket 'Aman' (H Ahyar Abduh dan H Mohan Roliskana) terpilih lagi memimpin Kota Mataram lima tahun ke depan. Salah satunya membangun tempat pelelangan ikan (TPI)," katanya.
Mohan mengatakan, rencana pembangunan TPI itu sebagai prasarana pendukung aktivitas nelayan di kota ini. TPI tersebut direncanakan akan dibangun tepat di belakang Pasar ACC yang terdapat aliran Kali Jangkuk dan langsung tembus ke Pantai Ampenan.
Saat ini juga, kata dia, para pedagang ikan di kawasan Pasar ACC menempati bagian belakang pasar ACC. Dengan demikian, nelayan yang membawa ikan dari laut bisa melakukan bongkar muat di pinggir kali dan dapat langsung melakukan transaksi baik dengan pengepul maupun pembeli di pinggir Kali Jangkuk.
"Jadi pengepul dan masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan ikan segar dari para nelayan," katanya.
Menurut dia, keberadaan TPI di Kali Jangkuk dinilai efektif karena nelayan tidak perlu lagi mengangkut hasil tangkapannya terlalu jauh, bahkan ke depan tidak menutup kemungkinan lokasi itu akan menjadi pasar ikan dengan menggunakan perahu-perahu nelayan.
Dengan demikian, begitu nelayan datang dari melaut, pengepul dan pembeli bisa langsung membeli ikan di atas perahu nelayan. Kondisi ini bisa menjadi ciri khas tersendiri untuk TPI mini di Kota Mataram.
"Penataan TPI di belakang Pasar ACC ini telah diusulkan pemerintah kota kepada Satuan Kerja (Satker) Penataan Bangunan dan Lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi NTB. Tapi belum kita tindak lanjuti," katanya.
Selain TPI, rencana besar yang akan dilaksanakannya jika berhasil kembali memimpin Kota Mataram adalah, pembangunan waduk di bagian timur wilayah kota.
Waduk ini berfungsi untuk menampung air yang datang dari hulu ketika terjadi curah hujan dengan volume tinggi, sehingga air dari hulu tidak semuanya masuk ke kota.
"Dengan demikian, kita bisa mencegah terjadinya banjir," katanya.
Rencana lainnya adalah pembangunan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang saat ini masih dalam proses pengkajian lokasi dan kelayakan TPA dalam kota dengan teknologi ramah lingkungan.
"TPA dalam kota tentu dapat memberikan dampak efisiensi anggaran dan mengurangi dampak sosial dengan warga di Kabupaten Lombok Barat," katanya.
Di kalangan warga Kota Mataram, pasangan Ahyar dan Mohan memang dinilai masih kuat, meski sudah ada beberapa calon lain yang akan maju dalam Pilkada Kota Mataram.
"Yang bisa mengalahkan pasangan Ahyar dan Mohan hanyalah mereka sendiri, artinya jika pecah kongsi, maju sendiri-sendiri dalam pilkada," kata Solihin, warga yang akan memberikan hak pilihnya pada Pilkada 9 Desember 2015.