Sungailiat, Bangka (ANTARA) - Kalangan akademisi Stisipol Pahlawan 12 Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merekomendasikan pemerintah daerah dapat memanfaatkan inovasi teknologi informasi tepat secara masif dalam rangka menghadapi perubahan lingkungan.
Rekomendasi tersebut hasil penelitian dosen Stisipol Pahlawan 12 yang sudah diseminarkan pada Senin (29/11) dengan tema "Komunikasi Pemasaran Virtual Pariwisata Bangka Belitung Masa Pandemi COVID-19 dan New Normal".
Menurut dosen Stisipol Pahlawan 12, Suryani yang menjadi pembicara pada seminar itu melalui keterangan resminya, Selasa mengatakan, inovasi-inovasi tehnologi penting dilakukan dan harus bergerak cepat menyesuaikan dengan perubahan lingkungan agar pemerintah daerah dapat melakukan penguatan merek pariwisata pada masa pademi dan new normal, sehingga merek pariwisata Bangka Belitung menancap kuat dibenak konsumen. Sehingga dapat meningkatkan reputasi pariwisata Babel sebagai salah satu dari 10 destinasi pariwisata nasional.
Dikatakan, penelitian dilakukan beranjak dari kondisi dan situasi keterpurukan dunia pariwisata dimasa pademi dan new normal serta ke kuatiran akan datangnya kembali gelombang ke empat pandemi, dengan ditemukanya virus baru hasil mutasi yang ditemukan di Afrika Selatan dan dilaporkan pertama kali keOrganisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) beberapa waktu lalu, serta dikeluarkan larangan masuk dari beberapa negara terhadap warga negara Afrika dan beberapa negara yang diduga telah terinpeksi virus baru tesebut.
“Artinya severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) ini belum akan berakhir dan kita harus bersiap kembali untuk situasi tersebut,” katanya.
Inovasi tehnologi komunikasi pemasaran produk wisata secara virtual yang ditawarkan kepada pemerintah merupakan hasil penelitian akademisi sebagai upaya solusi bersama dalam menghadapi kondisi lingkungan yang tidak dapat diprediksi pemulihannya. Situasi yang tidak menentu saat ini dan kebutuhan akan berjalannya perekonomian dan siklus hidup pelaku wisata di Bangka Belitung pada sektor wisata,
Dalam paparan diskusinya saat itu, Suryani menjelaskan bahwa masa pademi dan new normal ini adalah masa dimana dunia pariwisata menanamkan brand pariwisatanya dengan masif dan mengemas destinasi secara inovatif dalam rangka bersiap menyambut kedatangan wisatawan pasca pademi.
Pemerintah Daerah Bangka Belitung masa pandemi dengan terkonstrasinya semua anggaran kepada penanganan COVID-19, telah melakukan penguatan branding bersama-sama dengan pelaku wisata dan komunitas, karena pembangunan pariwisata yang dilakukan berbasiskan masyarakat, sembari juga menyiapkan inovasi promosi dengan menggunakan tehnologi komunikasi.
Komunikasi pemasaran virtual yang biasanya dikenal dengan komunikasi pemasaran digital sebenarnya tidaklah sama berdasarkan konten materi yang dibuat dalam memasarkan produk, meski masih menggunakan media dengan menggunakan akses internet. Komunikasi pemasaran virtual menggunakan penerapan teknologi virtual reality (VR) artinya tehnologi ini akan memberikan sensasi pengalaman produk di dunia maya tanpa berinteraksi dengan rekan fisik mereka.
Berdasarkan hasil beberapa penelitian diketahui bahwa tehnologi VR ini dianggap sebagai salah satu yang paling menjanjikan, solusi dengan cakupan aplikasi yang luas dalam komunikasi pemasaran dan pemasaran. Misalnya membuat kontek foto 360 derajat, vidiotron virtual, virtual tour dan beberapa konsep virtual lainnya.
Komunikasi pemasaran virtual di Propisi Kepulauan Bangka Belitung saat ini telah dimulai dilakukan di Belitung, pengembangan dan inovasi konsep tersebut telah diuji coba oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Pengembangan Pariwisata Belitung dalam menguatkan merek pariwisata Belitung. Diharapkan kedepan pemerintah daerah kabupaten/kota di Kepulauan Bangka dapat memulai mencoba promosi wisata dengan menggunakan tehnologi informasi yang tersedia.