Beijing (ANTARA) - Para pengusaha Indonesia dan China menandatangani nota kesepahaman (MoU) proyek injeksi kimia dan teknologi digital untuk industri minyak dan gas di Indonesia.
Penandatanganan MoU tiga perusahaan swasta untuk proyek senilai 1,5 miliar dolar AS (Rp21,6 triliun) itu disaksikan Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun dan jajaran pimpinan Kedutaan Besar RI di Beijing, Kamis.
"Jadi ini proyek 'B to B' (antarperusahaan swasta)," kata Dubes usai menyaksikan penandatanganan MoU di Wisma Duta KBRI Beijing tersebut.
Ketiga pengusaha yang menandatangani kesepakatan adalah Zein Wijaya selaku CEO PT Enerproco Global Indonesia, Qu Fei (CEO Guoxing Huijin Science and Technology Co Ltd), dan Zhou Yang (CEO Shenzhen Congbiqiushi Investment Management Co Ltd).
"Perusahaan China akan mentransfer teknologi dan investasi modal," kata Dubes.
Proyek injeksi kimia dan teknologi digital tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi minyak di ladang minyak yang sudah berumur.
Dengan diberikan injeksi kimia, sumur-sumur minyak yang sudah tua seperti di Blok Rokan bisa direvitalisasi dan ditingkatkan kapasitas produksinya.
"Proyek ini tergolong investasi yang memberikan nilai tambah," kata Dubes Djauhari.