Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyampaikan bahwa target sasaran vaksinasi COVID-19 anak usia 6-11 tahun mencapai 26,5 juta jiwa di Indonesia.
"Pelaksanaannya akan dimulai di DKI Jakarta, atau Banten, atau Depok menggunakan vaksin Sinovac," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Dalam pelaksanaannya, ia mengemukakan, peserta vaksinasi diwajibkan untuk membawa kartu keluarga, atau dokumen yang mencantumkan NIK anak.
"Adapun kegiatan vaksinasi ini akan diintegrasikan dengan kegiatan imunisasi rutin," katanya.
Ia menekankan, vaksinasi COVID-19 pada anak itu tidak menjadi prasyarat dari pembelajaran tatap muka.
"Harap untuk menjadi catatan bahwa vaksinasi COVID-19 pada anak tidak menjadi prasyarat dari pembelajaran tatap muka," tegasnya.
Wiku mengatakan, vaksinasi kelompok usia 6-11 tahun adalah upaya pemerintah memperluas pembentukan antibodi di populasi, mengingat terdapat kenaikan jumlah kasus COVID-19 pada anak-anak di beberapa negara yang mengalami transmisi komunitas varian Omicron.
Dalam kesempatan itu, Wiku juga menyampaikan, pemerintah mendorong penggunaan jenis vaksin lain yang tersedia seperti AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna untuk kelompok remaja dan dewasa.
"Namun perlu ditekankan bahwa penggunaan vaksin Sinovac yang telah tersedia di gudang daerah akan tetap diberikan kepada masyarakat sesuai ketersediaan di masing-masing daerah," tuturnya.
Saat ini, ia menambahkan, stok beberapa merk vaksin di dalam negeri mencapai sekitar 100 juta dosis.
"Akan terus dioptimalkan penggunaannya demi menjamin percepatan pencapaian target vaksinasi," ujarnya.
Sebelumnya, Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 kepada 26,8 juta jiwa kelompok sasaran anak berusia 6 hingga 11 tahun di Tanah Air dimulai Selasa (14/12), kata pejabat Kementerian Kesehatan RI.
"Kami harapkan hari Selasa (14/12) sudah dilakukan 'kick off' di beberapa daerah yang akan kami tetapkan dan selanjutnya itu secara bertahap sampai tahun depan," kata Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu.