Jayapura (ANTARA) - PT PLN (Persero) terus meningkatkan keandalan listrik di Papua dan Maluku dengan merampungkan 11 pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan selama pandemi COVID-19.
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Maluku dan Papua Reisal Rimtahi Hasoloan di Jayapura, Selasa, mengatakan sebagian besar proyek yang diselesaikan tersebut adalah pembangunan jaringan.
"Proyek-proyek skala besar yang kami selesaikan di kala pandemi tersebar di Provinsi Papua, Papua Barat dan Maluku, beberapa di antaranya digunakan untuk menunjang penyelenggaraan PON XX beberapa waktu yang lalu,” katanya.
Menurut Reisal, proyek yang dituntaskan adalah Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilo Volt (kV) sepanjang 60,7 kilometer sirkuit (kms) dan Gardu Induk (GI) dengan kapasitas 420 Mega Volt Ampere (MVA), termasuk di dalamnya yakni Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) dengan total kapasitas 28,9 Mega Watt (MW), di mana 20 MW di antaranya berlokasi di Merauke yang menjadi klaster penyelenggaraan PON XX.
“Dengan meningkatnya keandalan listrik di Papua dan Maluku, tentu kami harapkan ini dapat menarik minat investor untuk berinvestasi di wilayah timur Indonesia,” ujarnya.
Baca juga: PLN sebut pengoperasian SUTT Andoolo-Kasipute optimalkan energi bersih
Dia menjelaskan pihaknya menargetkan penyelesaian tiga pembangkit, empat SUTT dan lima gardu induk pada 2022 untuk mempertahankan tren positif peningkatan keandalan infrastruktur kelistrikan di Indonesia bagian timur.
“Tahun depan, kami menetapkan target penambahan kapasitas pembangkit sebesar 26 MW, SUTT sepanjang 520 kms, dan gardu induk sebesar 140 MVA di Provinsi Papua, Maluku, dan Maluku Utara," katanya lagi.
Sebelumnya, meski beberapa kali sempat terhalang penyekatan akses keluar masuk di banyak kabupaten dan kota semenjak pandemi 2020, hal tersebut tidak menyurutkan giat pembangunan listrik di wilayah Indonesia bagian timur yang terus meningkat di atas rata-rata nasional.
Secara nasional, sejak 2017 pertumbuhan kapasitas terpasang pembangkit meningkat 15 persen menjadi 64,2 Giga Watt (GW).
Rata-rata pertumbuhan nasional tersebut masih lebih rendah daripada pertumbuhan kapasitas terpasang pembangkit di wilayah Indonesia timur, yakni Maluku dan Papua yang tumbuh sebesar 36 persen dan Nusa Tenggara yang tumbuh 48 persen, di mana untuk wilayah Maluku dan Papua saja hingga akhir tahun ini telah mencapai 1,3 GW.
Baca juga: PLN akan bangun 21 SPKLU untuk mobil listrik KTT G20 di Bali
Direktur Mega Project dan Energi Baru Terbarukan PLN Wiluyo Kusdwiharto mengatakan peningkatan keandalan listrik Indonesia timur dibarengi dengan tujuan untuk menumbuhkan tingkat perekonomian daerah.
“PLN memprioritaskan listrik di Indonesia timur untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, beroperasinya sistem kelistrikan tegangan tinggi sejak 2015 di Jayapura dan Ambon menandai kebangkitan semangat energi berkeadilan di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T),” katanya.
Baca juga: Wamen BUMN resmikan SPKLU jelang KTT G20 di Bali